Seiring waktu, konsep ini juga diadopsi dalam berbagai institusi, termasuk sekolah.
Di Indonesia, latihan baris berbaris memiliki sejarah panjang yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan.
Pada masa pergerakan nasional, latihan ini digunakan untuk melatih semangat patriotisme, kerjasama, dan kekompakan dalam perjuangan melawan penjajah.
Pasca-kemerdekaan, latihan baris berbaris terus diintegrasikan dalam sistem pendidikan dan kegiatan masyarakat untuk membentuk karakter dan disiplin.
Dalam perkembangannya, latihan baris berbaris juga menjadi bagian dari budaya sekolah dan upacara peringatan, seperti pada Hari Kemerdekaan.
Meskipun sekarang mungkin tidak seumum dulu, latihan ini masih memiliki tempat dalam banyak institusi di Indonesia sebagai simbol nilai-nilai disiplin, kerjasama, dan cinta tanah air.
Latihan baris berbaris mengajarkan beberapa hal penting, antara lain :
Pertama, disiplin: Latihan ini mengajarkan peserta untuk mengikuti instruksi dengan tepat dan konsisten, membantu mengembangkan disiplin pribadi dan kelompok.
Ke-dua, koordinasi: Peserta belajar untuk bergerak bersama dalam harmoni, mengoordinasikan langkah dan gerakan agar formasi barisan tetap teratur.
Ke-tiga, kekompakan: Latihan ini mendorong kerjasama dan solidaritas di antara anggota barisan, karena semua anggota harus bergerak bersama dan mengikuti instruksi dengan baik.
Ke-empat, keteladanan: Latihan baris berbaris sering mencerminkan tata tertib, kedisiplinan, dan kesatuan. Ini mengajarkan nilai-nilai tersebut kepada peserta dan bisa menjadi contoh bagi orang lain.
Ke-lima, keterampilan fisik: Latihan ini membangun keterampilan fisik, seperti postur yang baik, keseimbangan, dan kontrol gerakan.
Ke-enam, rasa tanggung jawab: Setiap anggota barisan memiliki peran penting dalam menjaga agar formasi tetap rapi dan terkoordinasi.
Ini mengajarkan tanggung jawab terhadap kelompok.
Ke-tujuh, kepatuhan: Peserta harus patuh terhadap perintah dan instruksi pemimpin barisan, mengajarkan arti dari menghormati otoritas.
Ke-delapan, kreativitas: Beberapa latihan mungkin melibatkan perubahan formasi atau gerakan yang memungkinkan peserta untuk mengekspresikan kreativitas mereka dalam batas-batas tertentu.
Ke-sembilan, pentingnya detail: Karena latihan ini membutuhkan ketelitian dan perhatian terhadap detail, peserta belajar tentang pentingnya mengamati dan mengikuti petunjuk dengan cermat.
Ke-sepuluh, rasa bangga dan identitas: Melalui latihan baris berbaris, peserta dapat merasa bangga menjadi bagian dari kelompok atau institusi tertentu dan merasakan identitas yang kuat dengan anggota lainnya.
Secara keseluruhan, latihan baris berbaris mengajarkan lebih dari sekadar gerakan fisik; mereka membentuk karakter, mengembangkan keterampilan sosial, dan memupuk nilai-nilai yang berharga.
SMPN 2 Wonorejo mengikuti lomba LBB dengan mengirimkan 4 regu yaitu 2 tim putra dan 2 tim putri.
Tim 1 putra dengan ketua regu M. Farid Alfarizqi kelas IX A dan wakil ketua Nizarul Faizin kelas IX B menggunakan kostum pramuka lengkap dibawah bimbingan Ibu Izatul Laela, S.Si.
Tim 2 putra dibawah bimbingan Ibu Siti Nadifa, S.Pd dengan ketua regu Zaki Ahmad kelas IX B dan wakil ketua regu M. Maulana Iqbal kelas VIII B memakai kostum putih biru.
Sedangkan tim 1 putri dengan ketua regu Eka Silmi Kafah kelas IX A dan wakil ketua regu Della Ifanda kelas IX B memakai kostum pramuka lengkap dibawah bimbingan Ibu Fatmawati, M.PdI.
Tim terakhir yaitu putri dibawah bimbingan Ibu Dwi Lestari, S.Pd, M.Pd dengan ketua regu Ayu Lestari kelas IX B dan wakil ketua regu Dewi Mahmudatus Solihah kelas IX A memakai kostum putih-putih.
Lomba baris berbaris ini menempuh jarak lebih kurang 3 km dengan start di dusun Blembem Lebaksari dan finosh di depan balai desa Wonorejo.
Pemenang lomba baris berbaris akan diumumkan setelah upacara peringatan HUT RI ke 78 di lapangan besaran Wonorejo.
Semoga SMPN 2 Wonorejo dapat menampilkan yang terbaik dan mendapatkan piala kejuaraan.
