Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma

Awas! Hati-hati Tanda-tanda Ini Menjangkiti Anda

9 April 2023   12:21 Diperbarui: 9 April 2023   13:24 524 2

Saudaraku...kita hidup di dunia ini untuk mengumpulkan harta atau untuk beribadah?

Orang berdagang itu niat untuk mendapatkan uang atau beribadah?

Seandainya dagangannya laku bila niatnya ibadah akan dicatat sebagai ibadah. Demikian juga sebaliknya jika dagangannya tidak laku tetap bernilai ibadah jika niatnya ibadah. Keduanya mendapatkan pahala dari aktifitas berdagangnya, laku maupun tidak karena niatnya adalah untuk beribadah.

Ibadah di sini dalam arti yang luas. Karena ibadah itu ada mahdhoh dan ghairu mahdhoh.

Ibadah mahdhoh artinya ibadah yang sudah ditentukan syarat dan rukunnya sesuai syariat, misalnya sholat, puasa, zakat, haji.

Sedangkan ibadah ghairu mahdhoh yaitu ibadah dalam arti yang luas. Artinya aktifitas yang diniatkan untuk mendapatkan ridlo Allah SWT, dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tudak melanggar syariatNya, misalnya belajar, bekerja, mendidik anak dan sebagainya.

Kalau tujuan kita hidup hanya untuk dunia maka kita akan *lelah*. Karena dunia itu tidak ada ujungnya, tidak ada akhirnya. Karena penyakit *hubbuddunya* atau *cinta dunia* itu menghinggapi orang-orang kafir.

Mari kita refleksi apakah ciri-ciri *hubbuddunya* juga menghinggapi kita. Berikut ini ciri-ciri orang yang *hubbuddunya*

1. Dunia menjadi tujuan
Kita bekerja itu untuk dapat gaji atau mencari pahala? Mari kita renungkan kembali firman Allah SWT dalam Al Qur'an surat Adz Dzariyat ayat 56 : "Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu."

Purpose of life atau tujuan hidup kita adalah untuk beribadah. Dunia itu kita cari ataupun tidak pasti diberi oleh Allah.

Maka orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya memiliki watak yang tidak baik. Membuat makar bagaimana agar temannya tidak diterima kerja, temannya difitnah agar dipecat, dan sebagainya itu adalah contoh dari watak atau karakter orang yang *hubbuddunya*.

Oleh karena itu jangan menjadikan dunia sebagai tujuan. Dunia hanya wasilah atau perantara. Kita sekarang hidup di dunia. Tapi sebenarnya kita adalah penduduk akhirat. Kita di dunia ini hanya mampir. Sebagai tamu. Namanya mampir, bertamu tentu waktunya sangat singkat sekali.

Bila melihat asal kata dunia yang berasal dari kata *dana*, *adna* yang artinya waktu yang sangat singkat. Oleh karenanya mari kita tata hidup ini, kita luruskan niat untuk beribadah.

Mencari dunia ibarat makan kuaci. Tak terasa mulut terasa capek dan perut terasa begah. Tidak kenyang tapi capek.

Jadi kalau kita lelah mencari dunia pasti niatnya salah. Itu bukan ibadah. Atau bisa juga diibaratkan sebagai minum air laut. Semakin diminum semakin haus. Dunia kita kejar. Akhirat dilupakan.

2. Lalai dalam ibadah (mahdhoh)
Karena hanya mengejar dunia maka ibadah terabaikan. Tidak sholat atau shilat dikerjakan sesuai kehendak hatinya, tidak puasa, apalagi sedekah.
Orang kalau niatnya ibadah maka *lelah* akan menjadi *lillah*. Selalu kuat, strong menghadapi kondisi sulit sekalipun.

3. Mengumpulkan harta dengan segala cara
Orang kalau sudah *hubbuddunya* maka tidak lagi mempedulikan halal-haram asalkan terpenuhi keinginannya. Banyak yang mengatakan 'yang haram saja susah mendapatkan apalagi yang halal". Naudzubillah min dzalik.
Terkadang lingkungan pergaulan juga sangat menwntukan terkait hal ini.
Kita bekerja bukan sekedar masalah sedikit atau banyak yang diperoleh melainkan kejelasan status halal haram baik benda maupun cara memperolehnya. Karena itu semua yang menjadikan rizqi kita berkah atau tidak. Banyak belum tentu berkah. Tapi kalau berkah insya Allah akan membuat kita merasa tercukupi.

4. Pelit atau kikir
QS. Ali 'Imran (3) : 180
Artinya : " Dan jangan sekali-kali orang-orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari karunia-Nya, mengira bahwa (kikir) itu baik bagi mereka. Padahal, (kikir) itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan (di lehernya) pada hari kiamat.


5. Serakah
Serakah sama dengan tama', sama dengan rakus. Ingin merampas hak milik orang lain. Harta, jabatan ingin diperolehnya meski bukan haknya.

6. Tidak atau kurang bersyukur
Orang yang cinta dunia hidupnya selalu gelisah. Mau tidur memikirkan anak yang masih bayi nanti kalau sekolah SMA bagaimana? Setelah anaknya SMA nanti anakku tak carikan tanah di mana untuk masa depannya dan seterusnya.
Memilirkan masa depan memang perlu tapi jangan sampai itu membuat kita melalaikan kewajiban utama bahkan sampai menimbulkan kegelisahan yang berlebihan.

Semoga ke enam ciri tersebut tidak kita miliki. Jika ada salah satu di antaranya mari segera introspeksi agar menjadi pribadi yang lebih lagi. Momen Ramadhan sangat tepat untuk itu semua. Semoga Allah senantiasa membimbing langkah kita menjalani kehidupan sesyai ketentuanNya.

Semoga bermanfaat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun