Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Makna Hidup dalam Bingkai Kehilangan

18 April 2010   15:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 930 0
[caption id="attachment_121318" align="alignleft" width="300" caption="Hidup itu adalah proses menghargai sebuah kehilangan"][/caption] Kehilangan? Apakah arti sesungguhnya "kehilangan" itu? Apa benar kita kehilangan? Kemanakah kita harus mencari ketika mengalami kehilangan? Jawabannya tentu akan sangat beragam. Paling simple pasti ada yang akan menjawab, "coba laporkan ke kantor polisi" atau "kita tanyakan sama dukun aja yuk?" atau yang paling sinis, "tanyakan saja pada rumput yang bergoyang." Hakekatnya, hidup itu memang adalah sebuah kehilangan. Suatu saat kita akan kehilangan apa yang benar-benar kita anggap milik kita. Milik kita yang paling berharga sekalipun pasti akan hilang. Seiring berjalannya waktu, meskipun dengan panjagaan yang sangat ketat sekalipun, barang paling berharga kita tetap akan hilang. Kehilangan seringkali membuat manusia lupa akan jati diri mereka yang sesungguhnya. Pemaknaan yang berlebihan akan sebuah kepemilikan pada sesuatu hal seringkali berujung pada sebuah penghambaan. Benarkah demikian? Lihat saja ketika kita begitu membanggakan sebuah kepemilikan kita akan sesuatu hal, seakan tiada kata berpisah atau kata kehilangan untuk apa yang kita miliki tersebut. Segala daya upaya kita lakukan untuk melindungi, untuk mempertahankan, meskipun nyawa taruhannya. Sebentar? Nyawa? Kehilangan nyawa maksudnya? Coba resapi, hakekatnya kita tetap kehilangan bukan? Bahkan sebuah perpisahan yang tragis, karena bukan saja kehilangan apa yang kita pertahankan, tetapi juga nyawa pun akhirnya hilang, padahal nyawa itu hanya satu. Maka, apalah itu artinya jika bukan menghambakan diri pada sebuah arti kepemilikan? Masa depan kita pun terancam hilang. Ketika bicara masa depan, maka kita bicara masa lalu dan kini. Baiklah, abaikan sejenak masa lalu yang penuh dengan keteledoran kita. Sekarang perhatikan masa kini. Lihat sekeliling kita! Lihatlah betapa alam sedang tidak bersahabat dengan kita? Ups...maksud saya, kita sedang tidak bersahabat dengan diri kita sendiri, dengan masa depan kita. Betapa kita telah menjadi jahat bahkan untuk masa depan diri sendiri. Egoislah untuk kehidupan kita di masa depan. Bersikaplah lebih arif trerhadap alam. Bukan, bukan hanya alam, sebaiknya terhadap dia, dia juga yang di ujung jalan, atau dia yang diperempatan lampu merah, lihat juga dia, seorang anak yang terlantar bukan karena ketidakmampuan tapi justru karena kemewahan yang bergelimang. Mereka itu masa depan kita! Entahlah, saya sedang tidak begitu ingin bersahabat dengan kata "milik" atau "memiliki". Saya lebih ingin menghargai kata "hilang". Merenungkan makna dari sebuah arti "kehilangan" untuk saya terasa lebih bijak, setidaknya untuk sekarang-sekarang ini. Hasil akhir perenungan itu pada akhirnya akan bermuara pada proses beryukur dan berusaha memperbaiki apa yang akan hilang dan menjadikan apa yang ada lebih arif. Sedangkan memaknai "kepemilikan" seringkali berujung pada sebuah kesombongan. Benarkah demikian? Entahlah, otak saya masih dangkal untuk banyak berdebat. Akh...sepertinya saya yang terlalu sentimentil. Tidak perlu ada keberpihakan diri terhadap kata "milik ataupun kata "hilang". Kedua kata tersebut bisa benar-benar menimbulkan aura positif dalam diri, jika kita mau berpikir. Kedua kata tersebut akan menjadi sebuah kalimat sakti andai disatukan dalam sebuah bingkai terhormat. Bukankah kita seringkali baru merasa "memiliki" sesuatu setelah kita "kehilangan"? ______________________________________ Sebuah perenungan tentang apa yang terjadi dalam kehidupan saya belakangan ini. Setiap hari, bangsa kita kehilangan putra-putra terbaiknya, bodohnya seringkali hilang karena sengaja dihilangkan ataupun tidak sengaja terjebak dalam sebuah proses adu domba yang berujung pada kehilangan. Saya kehilangan kontak dengan dia, dia dan juga dia, mungkin juga mereka. Terakhir, saya baru saja kehilangan Handphone saya, tadi siang karena keteledoran. Lalu masihkah kita menghargai hidup dengan sekian banyak kejadian yang berujung pada kehilangan? Sumber gambar Klik disini

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun