Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Ekonom yang Terlupakan atau Dilupakan?

14 September 2011   06:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:58 587 0
Perkembangan ilmu ekonomi dewasa ini tidak terlepas dari para founder sebagai "peletak batu pertama" ilmu ekonomi yang sekarang banyak dipelajari sebagai sebuah hazanah ilmu pengetahuan.  Mereka meletakan pondasi-pondasi ilmu ekonomi bagi kemajuan peradaban manusia. Karya-karya mereka menjadi rujukan bagi para pengembang ilmu ekonomi sekarang ini. Klaim economics as a science baru muncul pada abad ke-19 yang diplopori oleh Alfred Marshal, sehingga ada kesan seolah-olah ilmu ekonomi itu lahir dan berkembang di dunia Barat dengan menafikan peran dunia Islam yang memiliki peran sangat signifikan. Kesan ini diperparah dengan adanya tesis yang disusun oleh Joseph Schumpeter dengan judul "Great Gap Analysis" yang menyatakan bahwa selama 5 abad lamanya dunia berada dalam masa kegelapan.

Dalam buku-buku teks ilmu ekonomi, kita lebih banyak mengenal nama-nama populer sebagai bapak ilmu ekonomi dunia semacam Adam Smith, Karl Marx atau John Maynard Keynes. Khusus untuk dua nama (yang pertama dan terakhir) mempunyai kedudukan tinggi dalam ilmu ekonomi karena para ekonom sesudahnya memandang bahwa mereka berdua adalah bapak ilmu ekonomi dunia dengan teori-teori ekonomi yang mereka hasilkan. Adam Smith menghasilkan teori ekonomi klasik, sedangkan John Maynard Keynes menghasilkan teori ekonomi Keynesian dari karyanya "The General Theory of Employment, Interest and Money".

Di dunia Islam sendiri, periodisasi ilmu ekonomi islam dibagi menjadi tiga periode besar. Pertama, periode klasik dimulai sejak misi kenabian Muhammad SAW sampai dengan tahun 1500 M, bersamaan dengan kejatuhan andalusia. Kedua, periode stagnasi dan transisi, yang dimulai tahun 1500 M hingga 1950 M. Ketiga, periode resurgensi atau kebangkitan kembali, dimulai pada tahun 1950 M sampai sekarang. Meskipun pada masa-masi ini tidak ada yang disebut dengan teori ilmu ekonomi, tapi topik-topik yang dibahas pada ilmu ekonomi sekarang ini sesungguhnya telah mendapat pembahasan yang mendalam oleh para tokoh di masa ini, seperti teori tentang uang dan moneter, harga dan pasar, zakat, pajak, kebijakan fiskal, pembangunan ekonomi, peran negara dalam perekonomian dan lain-lain.

Ibnu Khaldun (1332-1404 M), adalah tokoh ekonomi dunia Islam yang telah menjelaskan teori-teori ekonomi yang dipelajari sekarang ini jauh sebelum Adam Smith atau Sir William Petty sekalipun. Ibnu Khaldun mengemukakan teori-teorinya pada abad ke-14 (1332-1404 M) sedangkan Adam Smith pada abad ke-18 (1723-1790 M). Kepioneeran Ibnu Khaldun tidak lantas diterima oleh seluruh dunia. Terbukti dengan lebih diterimanya Adam Smith atau Keynes sebagai pioneer economic as science dibanding dengan Ibnu Khaldun sendiri. Padahal karya monumentalnya, Muqaddimah, Al-ahkam al-sulthaniyyah, Tarikh ibnu khaldun dan puluhan karya lainya telah lebih dulu mengungkapkan teori-teori ekonomi yang diklaim oleh mereka.

Banyak sekali konsep-konsep ekonomi modern seperti theories of value, distribution, growth and development, money, prices, public finance, business cycles, inflation, rent, benefits of  trade, dan beberapa masalah microeconomics telah dibahas oleh Ibnu Khaldun jauh sebelum Sir William Petty (1623-1687), Adam Smith (1723-1790), David Ricardo (1772-1823), Thomas R. Malthus (1766-1834), Karl Marx (1818-1883), John Maynard Keynes (1883-1946. Ini membuktikan bahwa Ibnu Khaldun adalah ekonom abad ke-14. Selain Ibnu Khaldun, masih banyak lagi ekonom-ekonom muslim seperti, Al-Maqrizi (1364-1441), Abu Ubaid (838 H), Abu Yusuf (731-798 H), Muhamad Ibnu Hasan al-Saybani (750-804 H), Nidzam al-Mulk al-Tusi (1018-1099 H), Ibnu Taymiyah (1263-1329 M), Ibnu Qayyim al-Jawziyah (1292-1350 M), al-Ghazali (1055-1111 M), Kahn al-Dahlawi (1703-1762 M. Maka dari itu sudah saatnya kita memberikan penghargaan yang lebih kepada para ekonom muslim ini dengan mengakui kepakarannya lewat teori-teori yang mereka ungkapkan demi perkembangan ilmu ekonomi modern.

WALLAHU A'LAM

Cianjur, 14/09/2011

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun