oh bangau oh bangau mengapa engkau kurus
macam mana aku tak kurus, ikan tak mau timbul
oh ikan oh ikan mengapa engkau tak timbul
macam mana aku tak timbul, rumput terlalu tinggi
oh rumput oh rumput mengapa engkau tinggi
macam mana aku tak tinggi, kerbau tak mau makan
oh kerbau oh kerbau mengapa engkau tak makan (maaf kalo liriknya tidak sesuai persis di buku :D)
macam mana aku tak makan, perutku sakit
oh perut oh perut mengapa engkau sakit...
Yah, berakhir sampai di perut saja. mungkin kalau mau dibahas lebih lanjut versi farmasi, perutnya akan menjawab kalau dia sedang mengalami peningkatan jumlah bakteri di dalamnya, mungkin E. coli hehehe..
Well, kita liat kembali sajak di atas, berawal dari perut kerbau yang sakit hingga akhirnya kerbau mengalami kekurusan. Bila lirik kedua sampai lirik sebelum kerbau yang menyatakan perutnya sakit, mungkin kita akan bertanya-tanya, apa hubungannya? mengapa kerbau yang sakit perut, namun bangau yang akhirnya menjadi kurus?
Seperti halnya dalam kehidupan sehari-hari, ada suatu kejadian yang mungkin bila dilihat sekilas, orang tak akan menganggapnya penting, karena menganggap tidak ada kaitannya dengan dirinya, maka orang itu pun menjadi tidak peduli akan hal itu. Tetapi bisa saja hal tersebut berkaitan erat dan menjadi sangat penting bagi seseorang lainnya.
Seperti misalnya, seorang mahasiswi belum belajar sama sekali padahal besok ia ada ujian mid semester, maka ia pun sibuk mendoakan dosennya agar tidak datang, baik karena sakit/ada aktivitas lainnya, yang penting si dosen tidak datang. Okelah mungkin doanya terkabul, maka ia pun selamat, terbebas sejenak darimid yang jadwalnya diundur karena dosen akhirnya tidak datang ke kampus. Tetapi bisa saja mahasiswi tersebut punya pacar yang lebih senior (anggaplah), dan rupanya si senior ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang sudah siap ujian sidang (anggaplah juga jadwal ujiannya setelah jadwal mid mahasiswi), tetapi berhubung dosen si mahasiswi tadi adalah ketua pengujinya tidak datang ke kampus karena sakit, maka si senior pun ikut terundur jadwal sidangnya, dan harus mengatur ulang lagi jadwal sidangnya ke hari lain. Si senior pun merasa stres karena sudah mau skalimi kasian ujian (keburu DO kayaknya :D), tetapi karena kejadian tersebut, akhirnya si senior uring-uringan. ditambah si mahasiswi yang karena senangnya midnya diundur, akhirnya mengajak pacarnya ngedate... auuu tampiling mami ini bagusnya.. nda ada pedulinya dengan nasib si senior yang frustasi memikirkan ujian sidangnya kelak... akhirnya kata 'PUTUS' pun dilayangkan. Mahasiswi tersebut sah menjadi jomblo.
Entah korelasi kisahnya yang menjadi permisalan ini bisa diterima, atau kurang tepat, tapi seperti itulah kira-kira. Contoh lain pale'...
Kalau dulu kita tidak peduli dengan orang lain, karena menganggap "siapa sih ini orang? nda pentingnya..." apalagi kalau di tempat umum, semua orang terlihat seperti 'masyarakat biasa'. Tapi tunggu dulu, bisa saja beliau adalah dosen Anda kelak, atau salah satu keluarga dari calon pacar Anda kelak, atau yang paling parahnya adalah calon mertua Anda kelak. maka berhati-hatilah dalam bersikap terhadap orang lain. Memang sekilas tidak ada kaitannya dengan Anda.
Mau orang itu sakit kek, kesusahan kek, dan lain-lain, apa hubungannya dengan saya?
Hindarilah berpikir demikian. walaupun memang tidak ada kaitannya dengan Anda SEKARANG INI. tapi, seperti istilah dalam bahasa Bima "cou ma bade pea re", yang artinya "SIAPA YANG TAU NANTI"...
Ya, segala sesuatunya berkaitan di dunia ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.