Sejak Lahir Aditya tidak pernah merasakan nikmatnya ASI, karena sang Bunda mengalami Despresi / Gangguan jiwa setelah melahirkan dan mengetahui kondisi putranya. Menurut cerita sang ayah, ibunda Aditya jg merasa terbebani oleh biaya rumah sakit yang saat itu terasa mahal bagi keluarga miskin ini.
Sekarang Aditya hidup bersama ayah dan neneknya, ia masih membutuhkan dua kali operasi lagi agar bisa buang air besar secara normal, dan hal ini terasa tidak mungkin bagi keluarganya, karena ayah aditya hanya pekerja serabutan yang penghasilannya pas pasan.
Selain hidup dengan kelainan Artresia Ani, Reza Aditya juga mengalami gizi buruk karena tidak mendapatkan ASI serta makanan Pendamping ASI seadaanya (nasi dicampur gula) memperparah keadaan Reza Aditya yang seharusnya segera mendapatkan penanganan yang intensif.
Hari pertama relawan Pawonmas menengok keadaan Reza Aditya memang kondisinya sangat memprihatinkan, aditya tegeletak di kasur tipis sedekah dr ibu-ibu pengajian, bantuan dari pemerintah belum ada.
Pada kunjungan kedua, relawan Pawonmas berhasil menemui Kadus, Kades serta Bidan Desa yang menangani Aditya untuk duduk bersama mencari solusi agar Reza Aditya segera mendapatkan penanganan yang Intensif. Rumitnya sistem Birokrasi di negeri ini serta komunikasi antara warga dan perangkat desa serta aparatur pemerintah ternyata membuat saudara kita ini semakin terlantar dengan penderitaan yang begitu pedih.
Jika sahabat kompasiana berkenan atau mau mendonasikan sedikit Rizkinya untuk untuk adik kita Reza Aditya bisa kerekening berikut ini:
http://www.kaskus.co.id/thread/530e2f2818cb17ac408b4813/pawonmas-peduli-reza
http://s272.photobucket.com/user/iyon5/slideshow/
