Menemukan tempat-tempat wisata baru yang belum banyak didatangi orang selalu menjadi satu agenda wajib saya. Beberapa waktu lalu sempat ke Pantai Seruni di daerah Gunung Kidul, kini saya berkesempatan untuk datang ke sebuah air terjun mungil tapi indah yang bernama Lepo Dlingo atau Air terjun Lepo di daerah Dlingo, Imogiri, Bantul. Sebenarnya Lepo Dlingo tidak baru-baru sekali, tetapi memang belum banyak orang yang datang ke sini. Informasi yang saya dapatkan pun minim, hanya ada 2-3 blog yang pernah mengulas tempat ini. Berarti sekarang bertambah satu lagi dengan tulisan saya, nih!
Menuju Lepo Dlingo
Lepo Dlingo terletak di Desa Pokoh 1, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lokasinya tidak terlalu jauh dengan Kebun Buah Mangunan. Dari arah Yogyakarta, kita bisa lewat Jalan Imogiri Timur, ke arah Makam Raja-Raja Imogiri dan Mangunan. Ikuti saja terus papan arah menuju ke Kebun Buah Mangunan. Sesampainya ke pertigaan yang belok kanan ke Mangunan, ambil jalan lurus menuju ke arah Dlingo. Nah, dari sini kita masih akan melanjutkan perjalanan ke Kecamatan Dlingo.
Patokan yang mudah adalah carilah kantor Kecamatan Dlingo. Dari pertigaan tadi, jalan terus hingga akhirnya sampai ke kantor Kecamatan Dlingo. Jangan takut tanya penduduk sekitar ya kalau mau make sure jalannya benar atau tidak. Sesampainya di kantor kecamatan, arah selanjutnya adalah menuju SMAN 1 Dlingo. Akan keliatan kok papan arahnya. Bedanya, begitu melewati SMAN 1 Dlingo kita masih lurus terus menuju Desa Pokoh 1. Sampai ketemu perempatan cukup besar dengan lapangan besar, ambillah jalan kiri. Kita akan masuk ke pemukiman penduduk Desa Pokoh 1. Jalan lurus terus sampai ketemu makam di sebelah kanan, ambil jalan yang ada jembatan kecil ke kiri. Jalan lurus sampai ketemu perempatan kecil, belok kanan. Mulai di daerah sini akan banyak papan arah Lepo Dlingo, jadi tidak usah khawatir.
Nah, sesampainya di lokasi kita bisa menitipkan kendaraan kita di rumah penduduk yang menyediakan jasa parkir. Saat itu saya parkir tepat di seberang jalan setapak untuk masuk ke Lepo Dlingo. Tarifnya Rp 2.000 untuk motor dan kalau tidak salah Rp 10.000 untuk mobil. Kita akan disambut dengan jalan batu setapak yang tidak besar. Mungkin hanya sekitar 2 meter lebarnya. Ikuti saja jalan ini, dan tidak lama kita akan mulai mendengar suara gemericik air!
Air Terjun, Air Terjun dan Air Terjun lagi!
Begitu menemukan sungai, saya bingung karena tidak melihat penampakan air terjun, hanya sebuah sungai dengan air yang dangkal. Tapi tidak lama saya berjalan menelusuri sungai tersebut ke arah bawah, barulah saya disambut dengan sebuah air terjun mini dengan kolam yang dangkal. Sayang saat itu air tidak banyak, mungkin karena masih musim kemarau. Air terjun pertama ini kolamnya dangkal, dan terlihat berpasir. Mungkin kalau air lebih banyak akan terlihat lebih indah. Oh ya, karena dangkal, jadi aman bagi yang nggak bisa berenang tapi pingin main air!
Jalan lagi menelusuri sungai, saya disambut dengan air terjun kedua. Yang kedua ini lebih unik, karena bentuknya aneh. Air terjunnya berbentuk kotak-kotak seakan dipahat oleh tangan manusia. Pada saat saya datang, saya hanyalah satu-satunya orang yang ada di situ, tidak ada penduduk sekitar yang bisa saya tanyai kepada bentuknya bisa seperti itu. Debit air juga tidak terlalu banyak, tetapi cukup bisa dibuat bermain air. Jangan lupa untuk berhati-hati dalam melangkah, karena tanahnya ditumbuhi banyak lumut yang membuat jalannya licin. Saya saja sempat terpeleset dua kali.
Tidak jauh dari air terjun kedua ini, ada air terjun ketiga; yang ternyata cantik sekali! Sebenarnya nggak bisa dibilang air terjun juga sih karena kecil sekali, jauh lebih kecil daripada dua air terjun sebelumnya, tetapi air yang jatuh ke sungai terkumpul dalam satu kolam yang berwarna biru; menggoda untuk segera diceburi. Entah bagaimana airnya bisa biru sekali. Kolamnya terlihat cukup dalam, jadi bisa digunakan untuk berenang. Sayang sekali saya tidak bisa berenang, jadi ya cuma bermain air birunya dari pinggiran saja. Walau kolamnya tidak terlalu besar, tetapi cukuplah digunakan untuk berenang dan bermain air bersama teman-teman. Di sini saya menghabiskan waktu cukup lama, untuk duduk di pinggir kolam sekedar menikmati pemandangan dan gemericik air. Indah!
Sepertinya, Lepo Dlingo akan lebih indah ketika musim hujan, ketika aliran air sedang banyak. Saat musim kemarau seperti ini jadi tampak cukup kering. Dan juga, daerah ini seperti belum dikembangkan oleh pemerintah Kabupaten Bantul. Padahal, tempat ini punya potensi yang bagus jika dikembangkan dengan baik. Mungkin harus didatangi oleh banyak orang dulu agar pemerintah notice akan tempat ini?
Satu yang pasti, musim hujan atau musim kemarau, Lepo Dlingo tetap asik untuk dikunjungi. Tapi harus diingat juga untuk bawa bekal sendiri karena belum ada orang yang jualan. Dan bawa baju ganti, siapa tahu tergoda untuk nyebur ke kolam biru. (@iyannarendra)