Seperti hari-hari sebelumnya, seperti kebiasaan malam-malam sebelumnya, aku selalu duduk sendiridi depan kosku di lantai dua yang bertepian dengan jalan raya, jalan ini selalu riuh, bahkan nyaris jalan itu tak pernah istirahat untuk merenungi dirinya sendiri. (Namanya juga jalan, mana ada jalan bisa merenung). Dipikiran ini aku pun mentertawakan diriku sendiri, ya memang demikian diriku, aku selalu menemui kelucuan dalam pikira-pikiranku sendiri. Dan bagiku itu merupakan hiburan yang mengasikkan, ya harganya murah cukup rokok dan kopi yang menemani, aku sudah bisa berimajinasi sana sini.
Seperti kata albert eisten, imajinasi memang bisa membawa kita kemana-mana. Dengan imajinasi kita bisa merubah dunia. Diam-diam akupun mulai terdiam, secara perlahan tubuhku mulai mengurangi aktivitasnya, otot-ototku mulai mengendor, dan tarikan nafasku seakan tak terasa. Dalam kondisi seperti ini aku hanya mendengar degup jantungku yang terus memburu semakin keras. Ya…..!!! aku suka mendengar suara jantungku sendiri, walaupun ia jarang aku dengar di kota yang riuh ini.
KEMBALI KE ARTIKEL