Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Lho Nanti Dulu? Gilang Menggugat: Ini Sebab Mengapa Kami (Anak Muda) Tak Pernah Berkembang

3 Juni 2012   20:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:25 497 3
Coba, anda selaku ortu bertanya, kapankah terakhir kali anda menghadiahkan buku kepada anak?. Anda lebih senang menjejali anak anda dengan pelbagai hadiah selain buku. Padahal buku, bagi saya, ialah hadiah terbaik. Yang lain boleh saja usang, tapi pengetahuan yang saya dapat dari buku taka akan lapuk oleh jaman.

Anda, selaku ortu, juga harus mengkoreksi diri. Mengapa kami (anak muda) tak pernah mempunyai minat baca. Jawabnya, sebab kami tak pernah dibiasakan membaca dari kecil. Kami tak dibiasakan mencari sendiri jawabannya untuk kemudian ditelaah bersama ortu.

_____

Dua paragrap di atas ditulis oleh Dewa Gilang pada tulisannya yang berjudul Gilang Menggugat: Ini Sebab Mengapa Kami (Anak Muda) Tak Pernah Berkembang. Lho nanti dulu to Om Gilang. Jangan buru-buru.

Mungkin dua paragrap diatas pengalaman pribadi orang tua Om Gilang, lalu dicoba generalisasi sebagai keadaan orang tua umumnya. Gak taulah.

Kata Om Gilang: Anda lebih senang menjejali anak anda dengan pelbagai hadiah selain buku. Memberi hadiah buku pada anak itu memang bagus Om Gilang, tapi lihatlah kondisi di lapangan.

Tidak semua orang tua punya kemampuan keuangan membelikan buku. Saya yang pegawai rendahan dan tiap hari bertemu dengan orang-orang rendahan (maaf), misalnya tukang batu, tukang parkir, pesuruh kantor, tukang sampah, tukang parkir, penjaga plang kereta, tukang ojek, tukang sayur. Penghasilan kami tidaklah banyak, jangankan membeli buku, untuk mbelikan koran aja kami mikir dua kali. Baca koran pun kami hanya lakukan di koran kampung yang ditempel di samping kelurahan.

Seolah-olah koq Om Gilang menyalahkan orang tua yang gak membelikan buku. Bukan itu Om masalahnya, ada anak pesuruh kantor yang membelikan anaknya sepeda motor bukan buku, ya karena motor itu penting agar anaknya lebih irit ke sekolah daripada naik angkot. Apakah lantas yang begini ini dianggap lebih senang. Ya enggaklah, ini lebih butuh.  Tapi kalau pengalaman orang tua Om Gilang gak mau membelikan buku, ya itu berarti  kebijakan orang tua om Gilang sendiri, bukan salahnya orang tua lainnya kan. Bayangkan saja perasaan orang tua Om Gilang kalau mbaca tulisan Om Gilang itu..."Gilang gilang, bukannya bapak gak mau membelikan buku nak, tapi ada hal lain yang lebih penting, maafkan kami ya nak". Gak taulah.

Om Gilang senang dengan buku. Boleh saja. Anak tukang parkir senang membelikan sepatu bola, ya karena anaknya bakatnya di bidang bola. Bukan berarti itu jelak kan Om. Bukan berarti buku lebih baik sebagai hadiah kan Om. Anak-anak itu punya bakat sendiri-sendiri koq om. Om Gilang bakatnya di tulis menulis dan diskusi, ya itu baik. Anak-anak tukang parkir, tukang batu, tukang sampah bakatnya di bola ya boleh saja kan Om. Itu kan gak lebih jelek dari bakatnya om Gilang.

Anak muda gak punya minat baca?  Om Gilang lihatlah ke lapangan, tiap ada pameran buku, rame pendatangnya, ada anak-anak, orang tua, remaja dan sebagainya. Lihatlah koran kampung, wuihh...berderet orang rame membaca. Seolah-olah koq yang membaca buku adalah mereka yang paling cerdas. Apa ya semua anak itu harus pintar? Ya enggaklah....masing-masing anak punya bakat sendiri-sendiri. Anak-anak juga punya kepintaran sendiri-sendiri Om. Ada yang senang bola, ada yang senang musik, ada yang senang diskusi kayak Om Gilang, ada yang senang ngaji saja. Kalau mereka enjoy, kenapa tidak. Walah....apa ya semua harus dibaca. Apa ya untuk jadi "orang" harus membaca buku?. Iya dong, agar bisa berkembang. Walah...kalau mau berkembang harus membaca. Anak punya bakat sendiri-sendiri lho Om.

Bagi orang rendahan (maaf), anak bisa sekolah sampe SMA/K aja sudah bersyukur, apalagi bisa kuliah. Biaya kuliah mahal Om Gilang.  Wah anakku bisa sekolah SMA/K, bapakmu ini cuma tamatan SMP nak. Bapak gak bisa beliin buku nak, gaji bapak kecil, cari saja di perpustakaan sekolah. Tapi di perpus cuma ada buku-buku reparasi motor. Lha jelas to nak, sekolahmu kan SMK Otomotif, itu buku yang cocok untuk pelajaranmu. Kalau kamu beruntung nak, mungkin kamu bisa kuliah, kalau enggak ya cukup saja bersyukur. Kira-kira begitulah.

Terakhir. Tiap orang tua punya cara sendiri dalam mendidik anaknya. Mereka mendidik agar anak-anak mampu memecahkan persoalan hidupnya kelak. Tidak membelikan buku sbg hadiah bukan berarti jelek, mungkin ada kebutuhan yang lebih penting. Kami-kami ini orang rendahan yang ekonominya pas-pasan. Banyak cara memperoleh ilmu tidak harus dari buku. Apalagi harga buku yang mahal tidak terjangkau bagi kami.

Om Gilang. Om Gilang....

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun