Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Opini: HUT Mega dan Menjawab Cawapres PDIP

23 Januari 2014   11:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:33 704 8
Tadi malam di acara Mata Najwa, Metrotv tampil Megawati Soekarnoputri. Dalam talkshow itu bisa diartikan beragam. Pihak-pihak tak menyukai Jokowi Widodo Capres, kini Gubernur DKI Jakarta, menjadi Capres PDIP, mengartikan bahwa Mega tetap berkeinginan menjadi calon presiden.

Sebaliknya saya, menangkap gestur, tatapan mata, diksi Megawati ke Jokowi, juga hadir di cara talkshow itu, sebagai sinyal sangat kuat, bahwa, urusan Capres PDIP tuntas. Kendati Mega mengatakan hal itu erhaes, rahasia. Sinyal Mega itu saya artikan sebagai tinggal waktu tepat sahaja mengumumkannya.

Dari berdialog dengan banyak pengurus DPC, DPD PDIP, semula mereka berharap tanggal 10 Januari 2014 Mega mengumumkan Jokowi Capres. Hal itu tidak terjadi. Padahal di banyak DPC, para caleg PDIP di berbagai daerah, untuk berkampanye Caleg DPRD, sudah menantang pemilih, “Mau Jokowi Presiden kan? Nah pilih saya Caleg!” Idiom ini menurut penuturan Caleg, telah membuat mereka tidak lagi dimintai amunisi alias duit.

Promo melalui mau Jokowi Capres pilih saya itu, sebagai gimmick murah meriah. Dan uniknya terjadi di saat Jokowi belum jua dicapreskan. Lebih sakti lagi, partai seperti Nasdem di berbagai kota sudah memajang foto Jokowi di billboard mereka, bersama Surya Paloh plus satu Caleg daerahnya. Saya tak paham apa sudah ijin ke Megawati dan Jokowi. Dari verifikasi saya tak ada jawaban Nasdem. Namun rumor beredar Nasdem sudah merapat ke PDIP.

Dan dari berkomunikasi dengan beberapa DPD PDIP pagi ini, saya pun menangkap kesan di Hari Ulang Tahun Megawati ke-76 ini, mereka mengharapkan Mega mengumumkan Jokowi Capres. Akan tetapi dugaan saya, Mega juga belum akan melakukannya.

Mengapa? Seperti ia ungkap di Mata Najwa, Supervisi terus dilakukan Mega. Ia paham sekali serangan akan tajam ke Jokowi bila dicapreskan tak tepat waktu. Bejibun sosok mau jadi presiden. Itu artinya banyak lawan. Di lain sisi, mereka mengintai berminat jadi wakilnya Jokowi lebih banyak lagi.

Butir wakil presiden inilah tampaknya dugaan saya membebani benak Megawati. Kalau urusan presiden clear, Jokowi.

Wakil?

Dari saya amati, setidaknya banyak bintang mengincarnya. Sebutlah mereka pernah dekat dengan Mega di kabinetnya dulu. Dari deretan ini ada nama Hendro Priyono, kepala BIN di eranya. Kemudian ada juga Luhut Panjaitan, mantan menteri perindustrian di era Gusdur, kini pebinis besar di batubara dan kayu, me-lobby Jokowi melalui jalur perteman Jokowi. Ada lagi Dai Bachtiar, mantan Kapolri, kini selalu hadir di acara penting PDIP. Dan jangan lupa Pramono Edhie Wibowo, mantan ajudan Mega, juga “ditawarkan” melalui jalur Presiden SBY. Juga kasak-kusuk beberapa sipil menawarkan Djoko Santoso, mantanPanglima TNI, untuk dijodohkan ke Jokowi.

Dari non bintang. Sipil. Sebutlah nama Jusuf Kalla, Rizal Ramli. Belum lagi dari sisi pengamat mendekat. Di jejeran ini ada, Soegeng Sarjadi, Imam Soegema, Budiarto Sambazi, sekadar menderetkan nama. Beberapa peserta konvensi Partai Denokrat secara perorangan pun demikian, Saya tak bisa menyebut nama, namun faktual mereka ada bertemu khusus Mega dan Jokowi. Peserta Konvensi Rakyat, Ketua Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra juga.

Nah, Anda hitung sendirilah, banyak bukan? Bintang gemintang bertajuk jenderal banyak. Mereka dari pengusah, sipil, tak kalah banyak. Bila Anda sebagai figur Mega, betapa peliknya memutuskan pilihan.

Terlepas dari kekurangan Mega di saat menjadi Presiden lalu, tadi malam itu, ia menampakkan kematangannya sebagai seorang pemimpin. Usianya 67 tahun, sudah melebihi 4 tahun dari usia Nabi Muhammad SAW. Saya percaya, dan punya keyakinan, di saat tepat Mega akan mengumumkan Jokowi Capres dan wakilnya bukan dari nama-nama saya sebut di atas. Hanya Mega yang hari ini berulangtahun tahu kapan ia mendeklarasikannya. Bisa juga ia umumkan di saat makan malam merayakan Ultahnya di sebuah restoran di Jl. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, malam nanti.
@iwanpiliang citizen reporter

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun