Sementara batu-batu hitam diam tak peduli. Meski membisu, ia telah berusaha menolong air. Menghalangkan badan mereka. Apakah lagi yang bisa dilakukan batu-batuan selain tegak menghalangi laju air.
Sampai semuanya lelah di kedalaman.
Diatas sungai yang airnya telah menyerah. Aku memberi makan ikan-ikan sungai. Mudah saja, memberi makan ikan betok, belis dan tawes yang menyembul-nyembulkan kepala. Di atas jamban aku cukup mengedan mengeluarkan tinja sisa makan malam. Beginilah caraku berbagi kebahagian dengan ikan-ikan.
Seperi biasa, aku BAB sambil mengisap rokok kretek kegemaranku. Merokok saat mengedan adalah sarana membagi kerja otak termudah. Sebagian otakku meminta tubuh mengedan mengeluarkan kotoran, sebagian lainnya memerintahkan jiwaku merasakan nikmatnya hisapan rokok yang tinggal setengah. Dari dalam jamban aku menatap biru langit dan gunung di depanku. Biru berarti jauh. Sebab langit dan gunung di depanku selalu berwarna biru. Gunung dan langit didepanku adalah batas penglihatan. Benarlah keyakinan orang-orang selama ini, arti warna biru adalah sama dengan jauh.
21 Mei 2010
Menyambut Kongres si Biru....