Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Kami Keturunan Tionghoa, Kami Bangga!!!

7 Mei 2010   10:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:21 235 0
KAMI KETURUNAN TIONGHOA, KAMI BANGGA !!!

Kami memang datang belakangan , awalnya banyak dari kami yang datang dalam kemiskinan,
Sudah banyak yang tiba lebih dulu disini sejak Generasi nenek moyang nya .

Kami mau duduk dibawah terik matahari menunggu dagangan kami,
disaat ada orang lain datang meminta bagian untuk uang "keamanan"

Kami mengayuh sepeda berjualan bakpao
disaat orang lain sedang menikmati makanan kesukaan nya.

Kami menghitung berapa kuat kami bisa menanggung beban dan berapa yg bisa kami tabung,
disaat orang lain menghitung berapa banyak uang yg akan dibelanjakannya .

Kami berusaha dan mencari peluang yang bisa menghasilkan uang,
ketika orang sedang mencari barang apa yang bisa dibeli dengan uang nya.

Kami rela bekerja keras tanpa mengeluh demi mencari makan,
ketika orang lain sedang menikmati hidangan makan malam dimeja nya.

Kami berani menanggung resiko atas pinjaman2 dengan bunga tinggi,
disaat banyak orang merasa berpuas diri akan penghasilan rutin nya.

Kami rela makan nasi sekali sehari demi masa depan,
disaat semua orang menuntut makan 3 kali sehari.

Kami mengirit dan rela menggunakan pakaian ala kadarnya,
disaat banyak orang menggunakan pakaian mewah buatan Perancang & Butik terkenal

Setelah berpuluh Tahun sang waktu berlalu ....

Kami menikmati apa yang telah kami perjuangkan,
disaat itu ada yang mengumpat dan berkata " sialan, lu nguasain negara gueee "

Kami menikmati liburan untuk melihat indahnya alam ciptaan Tuhan,
disaat orang-orang ribut akan kenaikan harga sembako.

Kami bersyukur atas hasil kerja keras kami,
disaat banyak orang sedang sibuk mengutuki negeri ini dan berdemo anarkis merusak negeri ini.

Kami berjalan menyisir pantai, menikmati tenggelamnya matahari,
ketika orang lain melihat matahari tenggelam dari jendela masih ditempat kerjanya.

Kami sangat bersyukur kala anak-anak kami bisa melanjutkan pendidikan,
ketika itu orang lain pusing memikirkan bagaimana menyekolahkan anaknya.

Kami menikmati dan bercerita tentang bagaimana indahnya hidup ini,
ketika orang bercerita tentang susah dan pahitnya hidup ini.

Kami sudah berpikir besok mau makan apa,
ketika banyak orang berpikir apa besok bisa makan.

Saat kami menikmati puncak kesuksesan,
ada sebagian orang menyalahkan kami atas kemiskinan yang mereka alami.

Saat kami masuk ke pintu ruang pabrik kami,
ada yang datang minta bagian atas apa yang telah kami perjuangkan.

Kami tahu sebagian orang menganggap kami ini hanya pendatang,
tapi kami tahu bagaimana membuat hidup ini menjadi lebih berarti dan dihargai,
kami telah tunjukan bagaimana kami berjuang lebih keras dalam hidup ini.

Kami tahu sebagian orang menganggap kami ini hanya numpang,
tapi kami telah tunjukan bahwa kami bukan penumpang gelap yang tak membayar,
kami telah tunjukan bahwa kami juga adalah pejuang yang gigih tapi kami tetap penurut ,
banyak dari kami juga ikut berjuang bahu membahu dengan para pejuang lain.

Kami ini adalah keturunan pengusaha ulet yang menganggap uang bukan jatuh dari langit,
tapi harus dibayar dengan keringat dan kadang dengan air mata maupun darah.
Tapi ada yang mengutuki kami, mengapa negeri ini penuh dengan keturunan kami yang sukses,
Ada yang tidak senang dan mengiri akan kesuksesan kami.

Kami bukannya sombong dan kami sama sekali bukanlah orang yang pembenci sesama,
tapi kami hanya ingin hidup seperti apa yang nenek moyang kami ajarkan,

" JANGAN PERNAH MEMINTA, TAPI BERUSAHALAH "

Bukan kami tak mencintai Negeri ini, percayalah Hati kami telah tertaut dan milik Negeri ini .
Kami ini ditakdirkan Lahir di Negeri ini , mencari Hidup dan ingin Mati di negeri ini.
Tapi ada sebagian orang yang membenci kami dan bahkan ingin menyakiti kami .

Percayalah kami ini hanya berkorban , kami hanya berbuat yang terbaik untuk anak-cucu kami
Kami ini berjuang dari kemiskinan untuk mencapai kemakmuran.
Kami ini tidak pernah meminta semua itu dengan gratis.
Kami membayar apa yang harus kami bayar.

KAMI KETURUNAN TIONGHOA, KAMI BANGGA

Meski kami kenyang tapi kadang tidur kami tak nyenyak, kami dalam ketakutan ,
Takut kembali diserbu, takut kembali disakiti, Sering kami dihantui mimpi buruk ,
Rumah dan harta bisa hilang , Bahkan Nyawa pun bisa melayang.
Kadang kami merasa berdiri diatas Bom Waktu yang bisa meledak setiap sa’at.
Dua belas tahun sudah kami menanti tanpa kabar berita.
Dua belas tahun sudah kami memendam perih dihati.
Dua belas tahun sudah …………….. kami putus harapan tanpa kejelasan.
Kami ini terlahir di Indonesia, apakah kami ini bukan termasuk anak bangsa.
Kebanggaan dan Tumpah Darah kami adalah INDONESIA.

Jangan tanya Tuhan kenapa kami dilahirkan disini ,
Jangan lagi bicara soal sipitnya mata kami ,
Jangan lagi bicara soal kuningnya kulit kami,
Jangan lagi masalahkan kesukuan kami ,
Jangan lagi ada rasa curiga.
Jangan lagi ada rasa permusuhan.
Jangan lagi ada rasa Benci.

Karena Tumpah Darah kami tetaplah INDONESIA,
Karena Minum kami adalah air INDONESIA,
Makan kamipun juga nasi INDONESIA,
Maka Darah kami pastilah juga Darah INDONESIA.

Sekarang ….. Zaman telah berganti, penguasa juga telah datang dan pergi.
Sekarang ….. Kita lupakan masa lalu yang menyeramkan dan sangat kelabu.
Sekarang ….. Jangan lagi ada Tragedi yang menyayat banyak hati.
Sekarang ….. Sa’atnya kita lupakan dan hilangkan masalah kesukuan.
Sekarang ….. Sa’atnya kita semua bersatu padu membangun Negeri.
Sekarang ….. Sa’atnya kita angkat Negeri Tercinta ini dari kemiskinan.
Sekarang ….. Sa’atnya kita galang semangat Persatuan dan Kebersamaan.
Sekarang ….. Sa’atnya kita kembangan bersama wawasan Kebangsaan kita.
=== PANCASILA dan BHINEKA TUNGGAL IKA ===

Kawan-kawan semua, pagi tadi saya menerima dalam in box saya sebuah puisi yang menurut saya sangat bagus dan menyentuh. Puisi saya dapatkan dari Hbk Wu, yang mendedikasikan puisinya untuk peringatan tragedi Mei 1998. Bagaimanapun, yang bersalah harus tetap dihukum

Puisi ini diangkat dlm rangka Peringatan 12 Thn TRAGEDI MEI '98.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun