Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

2015: Tahun Kemanusiaan

2 Januari 2015   02:41 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:00 9 0
[caption id="" align="aligncenter" width="606" caption="Liputan6.com"][/caption] Tahun baru 2015 ditandai dengan berita duka dunia penerbangan nasional.   Pesawat AirAsia QZ8501 rute Surabaya ke Singapura jatuh di perairan Selat Karimata pada pagi hari 28 Desember 2014.  Kini proses evakuasi puing pesawat (debris), barang dan jenazah sedang diupayakan.  Berbagai kendala evakuasi sedang dihadapi oleh tim Basarnas, TNI dan POLRI serta masyarakat dan negara sahabat.  Kendala utama adalah iklim yang ekstrim, angin dan gelombang tinggi yang menghambat evakuasi.  Cerita dan diskripsi kemanusiaan dalam tragedi ini mengemuka.  Semua orang termasuk dari luar negeri memberikan ucapan duka, simpati dan batuan untuk proses evakuasi.

Inilah tragedi kemanusiaan.  Nilai-nilai kemanusiaan dijunjung tinggi dan dihormati, tanpa melihat latar belakang dan asal korban dan keluarganya.  Keluarga korban sedang menghadapi kesedihan luar biasa.  Musibah ini juga dapat mengenai siapa saja.  Kerja keras Basarnas dan tim pendukungnya begitu mulia, menghadapi kondisi alam,  untuk menyelamatkan jenazah korban.  Rasa haru dan bangga ditujukan kepada tim penyelamat, termasuk dari luar negeri, yang sangat menghormati setiap jenazah yang dievakuasi (respect the dead).  Kita sangat menghargai bantuan negara sahabat seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Australia; termasuk menyediakan kapal, pesawat dan berbagai perlengkapannya untuk evakuasi.Sebuah tulisan berjudul Respecting the Living Means Respecting the Dead too (McGuinness and Brazier, 2008).  Tulisan itu menyatakan pentingnya menghargai kematian.  Seorang yang meninggal, bagaimanapun ia masih memiliki keluarga.  Kepentingan keluarga inilah yang menjadi alasan mengapa jenazah harus dihormati.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun