Mohon tunggu...
KOMENTAR
Dongeng

Kisah Seorang Bayi

26 Oktober 2012   09:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:22 320 0
Tersebutlah di sebuah negeri di atas awan. Seorang bayi baru saja lahir. Bayi itu lahir ajaib, lain dari yang lain. Kelahirannya memberi harapan. Harapan akan perubahan, kehidupan baru yang lebih baik. Bisa jadi harapan itu berlebihan, tetapi bayi itu memang sudah pandai sejak di rahim ibunya.

Kelahirannya disambut tidak saja oleh penghuni dunia baru, tetapi juga dilepas dengan suka cita oleh penghuni rahim sebelumnya. Sinarnya terang terus. Menggebrak langsung tanah kelahirannya yang baru. Ia dielu-elukan seperti Satria yang dinanti lama. Maklum, penghuni bumi tempatnya berpijak, sudah sekian lama berharap. Sudah terlalu lama merasa dibohongi. Sudah terlalu lama kecewa, oleh janji-janji setiap masa lahirnya bayi-bayi sebelumnya.

Bayi yang baru lahir itu memang luar biasa. Perawakannya kurus, rambutnya lurus, wajahnya seperti tak terurus. Tapi semangatnya langsung menggebrak dan cepat. Baru saja lahir, sudah langsung bergerak cepat, tidak basa-basi, to the point, langsung meninjau lapangan, dimana masalah itu berakar. Tak ragu, ia blusukan ke kampung-kampung. Tidak untuk memberi janji, tapi untuk mendengar dan melihat langsung, agar apa yang jalankannya nanti, adalah solusi. Bukan semata rencana aksi, yang jauh panggang dari api.

Apa yang dilakukannya tentu bukan untuk kampanye atau pencitraan, karena jabatan sudah di tangan. Meski bisa jadi bikin gerah lawan, karena bisa jadi rival kuat di masa mendatang. Tetapi, ia tak peduli. Apa yang dilakukan adalah apa yang dipikirkan dan dilihatnya langsung di lapangan. Apa kata orang? Biarlah menjadi kata-kata orang, Apalagi kata orang yang hanya bisa berkata-kata.

Fenomenanya seperti Obama, berperawakan kurus dan hitam, melejit di angkasa Amerika, menjadi presiden ternama. Atau seperti musuhnya, Ahmadinejad - seorang walikota yang juga melejit dan dielu-elukan, semua karena kelugasan dan kesederhanaan, kristalisasi dari sebuah penantian. Meski mungkin saja ada rekayasa di dalamnya, tak jadi soal. Bukankah sekarang bayi pun bisa lahir normal natural atau direkayasa secara cesar? Ya, tak jadi soal, yang penting bayi itu adalah bayi yang diidamkan.

Ah, tapi mungkinkah kisah sang bayi yang baru lahir itu bisa seperti Obama atau Ahmadinejad? Terlalu dini memang, semua sedang berjalan, biarlah sang waktu yang akan menunjukkan. Yang penting, bayi itu kini telah lahir dengan selamat. Lahir dari salah satu rahim kepemimpinan nasional, yang kelak akan menjadi salah satu rahim yang cukup penting, yang akan melahirkan calon pemimpin-pemimpin nasional. Yakni, rahim kepemimpinan lokal/daerah, tempat segala janji diuji pada awalnya, tempat segala jejak-jejak pertumbuhan kepemimpinan mulai disemaikan.

SELAMAT BEKERJA JOKOWI.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun