Bumi Pasundan memiliki alam yang indah. Satu diantara keindahan itu berupa barisan gunung yang melingkungi kawasan Bandung. Keindahan alam Pasundan tergambar dalam kata-kata seorang penulis, M.A.W. Brouwer, "Bumi Pasundan lahir saat Tuhan sedang tersenyum".
Dalam satu kesempatan, saya menyaksikan sebuah tayangan video yang diputar di Museum Geologi, Bandung. Video yang secara khusus ditujukan sebagai media edukasi itu menggambarkan keadaan alam wilayah Bandung dan sekitarnya.
Wilayah Bandung dan sekitarnya dikenal dengan sebutan cekungan Bandung. Wilayah yang berada dalam satu dataran tanah yang rendah. Sementara di sekelilingnya terdapat jajaran gunung yang saling bersambung.
Cekungan Bandung digambarkan sebagai sebuah mangkuk mega-raksasa. Kota Bandung terletak di tengah-tengahnya. Bila terjadi banjir bandang seperti dalam kisah Nabi Nuh, maka Kota Kembang Bandung akan karam, tenggelam.
Merasakan Sensasi Bermalam di "Barisan Gunung"
Selama ini saya tinggal dan berkegiatan di wilayah perkotaan. Di tempat yang akrab dengan sebutan dataran rendah. Berada di tempat seperti ini tentu memiliki nuansa yang berbeda dengan tempat yang lainnya. Di dataran tinggi atau di lereng bukit misalnya.
Tak ingin berada dalam keadaan yang "begitu-begitu saja", saya mengajak istri dan anak bungsu mengikuti kegiatan berkemah. Pada waktu yang bersamaan para siswa di sekolah tempat saya mengajar mengadakan acara "Perkemahan Pramuka Sabtu-Minggu" atau Persami. Tak membuang-buang waktu, kami mendaftarkan diri sebagai satu "regu" tambahan.
Pada waktu yang ditentukan kami berkumpul di halaman sekolah. Para guru yang terlibat dalam acara perkemahan memeriksa kelengkapan peralatan tenda. Mengecek perbekalan bahan makanan, obat-obatan, dan pakaian ganti setiap peserta. Hal ini dilakukan sebagai pengecekan akhir jelang keberangkatan.
Tepat pada tengah hari, rombongan berangkat menuju lokasi berkemah. Satu demi satu kendaraan yang membawa para siswa melaju meninggalkan halaman sekolah. Adapun lokasi berkemah di Bumi Perkemahan Lembah Cileunyi.
Tempat berkemah keluarga ini berlokasi di Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung. Berada di lereng bukit yang cukup landai. Menuju ke sana memerlukan waktu sekitar satu jam dari tempat kami bertolak di daerah Cicadas, Kota Bandung. Kemudahan akses menuju tempat ini menumbuhkan perasaan "Bangga Berwisata di Indonesia".
Keadaan lingkungan sekitar masih terlihat hijau. Pohon-pohon kayu tumbuh dengan batang-batangnya yang besar, tinggi, dan berdaun lebat. Buah pepohonan ini yang disebut "Campolai" oleh warga setempat jatuh berserakan. Berukuran rata-rata sebesar bola pingpong dan berwarna kuning. Buah ini berasa manis dan dagingnya lembut. Bila digigit meninggalkan jejak berwarna kuning pada gigi.
Tanah lapang tempat mendirikan tenda pun semula adalah tempat tumbuh pohon-pohon kayu ini. Kami mendirikan tenda berjajar membentuk pola segi empat. Setiap penghuni tenda dapat saling mengawasi, saling menjaga. Menciptakan kenyamanan dan keamanan bersama.