100 HARI MENUJU SAKARATUL MAUT
Kisah Nyata Firasat dan Pertanda Menjelang Tercabutnya Ruh dari Raga
Oleh: Ivone Dwiratna M
P R A K A T A
Kematian adalah takdir. Setiap orang memiliki “time limit” dan itu semua adalah Rahasia Illahi. Tak ada satupun yang tahu kapan kematian itu akan datang menjemput. Demikian pula dengan saya. Tak terlalu berfikir mengenai kematian. Yang saya fikir adalah bagaimana menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi dengan sakitnya Papa untuk sekian lama dan disambung dengan memberatnya penyakit Papa hingga akhirnya meninggal pada 12 September 2014 lalu, ada banyak hal yang saya pelajari sehubungan dengan kematian.
Menyaksikan sendiri bagaimana Papa mengalami sakit. Dari hari ke hari menyaksikan proses menjelang meninggalnya. Melihat bagaimana satu persatu nikmat Allah diambil dari orangtua yang sangat dicintai adalah sangat menyakitkan. Dari hati yang penuh harap menjadi kehilangan harapan, saat tiba-tiba melihat Malaikat Pencabut Nyawa telah diturunkan untuk menjalankan tugas Allah untuk menunaikan takdir Papa.
Dari situlah titik balik perjuangan untuk Papa. Dari berusaha menyelamatkan nyawanya, menjadi berusaha menyelamatkan jiwanya.. mempersiapkan surganya.. Satu harapan saya, jika tak mampu menyelamatkan raganya, maka tugas saya dan semua disekelilingnya adalah untuk menyelamatkan jiwanya. Mengajaknya berdoa, memohon pengampunan atas semua kesalahan, mendoakannya, mempersiapkan batin Papa dan kami sekeluarga dalam menghadapi satu hal yang pasti, kematian.
Segenap firasat dan pertanda yang muncul seperti dalam tulisan-tulisan yang pernah kita baca sebagai tanda-tanda sakaratul maut, ternyata bukan hanya sekedar tulisan semata. Untuk itu saya ingin membagikan pengalaman ini kepada pembaca, agar kita jangan lupa untuk mempersiapkan kematian. Karena ternyata saat tercabutnya ruh dari raga pada waktu akhir hidup kita adalah berbanding lurus dengan segala karma baik dan buruk semasa hidup.
Atas segala bantuannya, semoga Allah Bapa Yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan Bapak dan Ibu semua. Kami sekeluarga mohon agar segala kesalahan Papa dapat dimaafkan dan mohon doa agar Papa diberi kelapangan jalan menghadap pada Allah Bapa di kehidupan kekal...
Untuk mengenang Papa, maka tulisan ini dibuat untuk peringatan 100 hari meninggalnya Papa. Semoga pengalaman yang dipaparkan dalam tulisan ini dapat memberikan pencerahan hidup bagi yang sedang dalam kesulitan, berbeban berat, menghadapi sakit penyakit, semoga dengan kisah ini dapat memberikan harapan. Bahwa Allah tak pernah meninggalkan kita. Terkadang Ia mengambil seluruh daya yang kita punya, agar takdirnya dapat berjalan sebagaimana rencanaNya. Apapun itu, itulah yang terbaik. Ikhlaslah menjalaninya....
Bilamana ada kesalahan dalam penulisan, saya mohon maaf sebelum dan sesudahnya.
Penulis