Urban farming secara sederhana diartikan sebagai bentuk pertanian perkotaan yang memanfaatkan halaman belakang atau tanah kosong dengan menanam berbagai jenis tanaman sayuran. Tujuan dari urban farming ini untuk menciptakan kemandirian pangan keluarga.
"Bibit yang dibagikan untuk warga Kampung Kebon Kopi ada cabai, terong, pakcoy, dan tomat sesuai kebutuhan bibit yang sudah diminta oleh ibu-ibu," ujar Safwan Arief Hasibuan, selaku penanggungjawab (pj) program urban farming. Menurutnya, dengan adanya kegiatan urban farming ini bisa menjadi solusi permasalahan ketika harga komoditas seperti cabai naik jadi para ibu rumah tangga tidak perlu khawatir karena sudah mempunyai tanaman sendiri.
Kegiatan urban farming yang dilaksanakan terdiri dari penyemaian bibit sayuran seperti terong dan cabai di tray semai, serta pembagian bibit sayuran ke warga Kampung Kebon Kopi oleh para volunteer.
Ibu Titi, salah satu warga penerima bibit terong merasa senang ada kegiatan urban farming karena bisa memperoleh hal baru seperti cara merawat tanaman dengan baik dan mendapatkan bibit gratis. "Saya suka dengan jenis bibit terong lalap ini, rasanya juga enak, " tambahnya.
Mohamad Hasan, salah satu volunteer dari Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan mengatakan kalau terbantu dengan adanya kegiatan sosialisasi urban farming dan pembagian bibit kepada warga. "Ini first time aku ikut volunteer dan senang banget soalnya aku bisa tau gimana caranya menyemai tanaman sayuran di tray semai, gimana berkomunikasi dengan para warga, dan ini menjadi pengalaman yang berharga," ungkap mahasiswa baru IPB University angkatan 59.
Harapannya melalui kegiatan urban farming ini masyarakat dapat meningkatkan pemahaman dan kesadaran untuk lebih  memanfaatkan lahan potensial terbatasnya sehingga dapat memberikan nilai tambah khususnya untuk menunjang kebutuhan pangan masyarakat.