Diskusi pun merebak di mana-mana. Di perguruan tinggi, di sekolah, di instansi-instansi pemerintah, bahkan sampai di kampung-kampung, di surau, di pos-pos ronda, mereka membicarakannya. Yang dibicarakan -sekali lagi-bukan perkara ringan. Temanya, ilmu paling "canggih" di antara ilmu-ilmu pengetahuan yang lain, yaitu : ilmu astronomi.
Perbedaan pendapat pun tak bisa dielakkan. Pada awalnya perbedaan itu di anggap sebagai pemecah belah persatuan umat. Tapi lambat laun, perbedaan itu justru menggambarkan kedewasaan berpikir umat Islam dalam mensikapi sesuatu.
Inilah sebuah panggung peradaban. Kesempurnaan Islam yang diturunkan 1400 tahun yang lalu, di tengah gurun pasir yang sunyi, melalui seorang yang ummi (tidak pandai baca-tulis), Rasulullah Muhammad saw, ternyata mampu mengajak umat di abad modern ini untuk mendiskusikan agama melalui sisi kecanggihan ilmu dan teknologi. Subhanallah. Seolah-olah agama ini ingin menyampaikan pesannya bahwa, Islam adalah agama sempurna yang diturunkan untuk umat manusia sampai akhir zaman.
Seorang cendekiawan muslim, Prof. Qomarudin Hidayat, dalam tayangan metro sore tadi sempat menyampaikan, saat ini sidang istbat memang banyak dihadiri oleh para ulama, tapi nanti kedepannya, sidang istbat ini akan banyak dihadiri oleh para ilmuwan. Diskusinya pasti akan lebih menarik. Apalagi perkembangan teknologi akan semakin canggih. Kedepannya, sangat mungkin penggunaan peralatan super canggih dalam melakukan rukyatul hilal akan semakin mempersempit jurang deviasinya dengan metode hisab. Wallahu a'lam. Inilah sebuah panggung peradaban Islam. (flb)