Ada dua pemimpin nasional yg akhir-akhir ini banyak menyedot perhatian kita, yaitu Dahlan Iskan dengan mobil listrik dan Manufacturing Hope-nya, dan Joko Widodo dengan gebrakan-gebrakannya dalam membenahi banjir, macet dan pemukiman kumuh di Jakarta. Kalau melihat track record pemikiran serta kemampuannya dalam merealisasikan ide dan gagasannya, kita harus mengakui bahwa dua orang ini memang sudah memenuhi syarat untuk disebut sebagai pemimpin yang visioner.
Nah, di tengah kegalauan harga BBM yang melambung tinggi, saya mencoba membayangkan sinergitas 2 tokoh ini untuk membuat terobosan besar yg inovatif. Di satu sisi Dahlan Iskan sedang berinovasi dengan mobil listriknya, dan di sisi lain Jokowi sedang dihadapkan pada kemacetan Jakarta yang luar biasa. Inovasi apa yang bisa dipadukan untuk mengatasi problem tersebut dalam waktu dekat?!
Bayangan yang muncul dalam angan-angan saya adalah : SEPEDA LISTRIK!
Mobil listrik yang saat ini sedang diusahakan Dahlan Iskan adalah high teknologi yg butuh waktu lama pengembangannya. Pasti banyak faktor dan pertimbangan untuk melepaskan produknya ke publik. Belum lagi harganya yg relatif mahal sehingga hanya bisa di akses kalangan menengah ke atas.
Okelah, mobil listrik tetap menjadi impian kita, dan tetap harus diusahakan untuk menghasilkan produk yg sangat kita banggakan. Tapi dalam waktu dekat ini, bagaimana kalau Dahlan Iskan memproduksi massal SEPEDA LISTRIK terlebih dahulu?! SEPEDA LISTRIK karya anak bangsa … Cihui, kereeen tuh.
Waktu saya masih kerja di Jakarta, perjalanan dari rumah kontrakan ke kantor menjadi bagian dari perjuangan hidup yg dramatis. Kalau bawa mobil, terjebak macet adalah sebuah kepastian, dan paling cepat membutuhkan waktu 1,5 jam untuk sampai tujuan. Kalau naik angkutan umum, pusingnya tujuh keliling, karena harus berganti moda transportasi sampai 4 kali. Kalau pakai sepeda motor, kebetulan waktu itu nggak ada sepeda motor yg bisa di pakai. Hehehe.
Di tengah perjuangan itu, saya pernah mencoba pakai sepeda onthel untuk pergi ke kantor (bike to work). Asyik sih, tapi ya capek dan serasa berjuang sendiri di tengah hiruk pikuknya mobil dan sepeda motor. Saya lalu berandai-andai, kalau masyarakat Jakarta kompak ke mana-mana pakai sepeda onthel … wow betapa indahnya!
Tapi kembali lagi, tidak mudah membangun kesadaran masyarakat yg sudah akut ini untuk bike to work! Karena persepsi naik sepeda onthel itu ya capek, bikin laper, keringetan, dan alasan kemalasan lainnya. Akhirnya masyarakat kebanyakan itu ya tetep saja lebih suka naik sepeda motor, tinggal ngegas rueeengggggg ….
Bagaimana kalau SEPEDA LISTRIK? Nah, ini dia.
Memang betul sudah banyak produk SEPEDA LISTRIK yang beredar di pasaran, dan kenyataannya kurang di respon positif oleh masyarakat kita. Saya tidak tahu kenapa? Apa mungkin karena dominasi produk cina, atau karena produknya kurang menarik, atau karena kurang sosialisasi?!
Disinilah sinergitas Dahlan Iskan dan Jowowi diperlukan. Kalau Dahlan Iskan bisa bikin mobil listrik yg canggih, tentu saja bikin SEPEDA LISTRIK menjadi perkara yang jauh lebih mudah. Kalau Jokowi bisa membuat Esemka meledak di media dan menjadi pembicaraan heboh seseantero nusantara, tentu saja tema “SEPEDA LISTRIK sebagai karya anak bangsa” juga menjadi perkara yang mudah untuk dijadikan sorotan.
Hanya saja, supaya efeknya bisa meledak seperti bom atom, SEPEDA LISTRIK nya juga jangan asal-asalan. Bikin produk SEPEDA LISTRIK dengan menciptakan brand image yg kuat, yaitu dengan produk yg berkualitas tinggi, canggih, harga bersaing (kalau perlu di subsidi, daripada subsidi BBM) dan memiliki diferensiasi yg nyata, sehingga menjadi kebanggaan kita semua.
Kalau SEPEDA LISTRIK yg sudah ada hanya mampu berjalan 20 - 30 km/jam (?), ya bikin yg lebih cepat dari itu. Kalau kekuatan baterenya hanya mampu menempuh jarak 100 km (?), ya bikin yg lebih jauh dari itu. Saya yakin, itu hanya perkara teknis, dan insinyur-insinyur kita pasti mampu membuat SEPEDA LISTRIK yang lebih canggih. Bikin pesawat saja bisa, masak bikin SEPEDA LISTRIK super canggih tidak bisa?!
Kalau produknya sudah ada, tinggal Jokowi sebagai media darling ikut serta dalam mensosialisasikannya. Misalnya dengan bagi-bagi SEPEDA LISTRIK ala Jokowi. Kalau saat ini Jokowi masih suka bagi-bagi sepeda onthel, kasih kartu nama suruh ambil di Balaikota, ya diganti saja dengan SEPEDA LISTRIK. Kalau dulu di Solo blusukan ke kampung-kampung pakai sepeda onthel, sekarang di Jakarta saya lihat pakai mobil Innova, ya nggak ada salahnya blusukan di Jakarta ganti pakai SEPEDA LISTRIK.
Saya kok yakin, SEPEDA LISTRIK karya anak bangsa ini akan mudah di respon oleh masyarakat kita. Bagaimana tidak, selain ramah lingkungan, SEPEDA LISTRIK kan tinggal colokin kabel di rumah, tidak perlu lagi beli BBM yang harganya bikin pusing kepala! (flb)