Jakarta – Pasti anda merasa bingung, galau dan takut. Sebagian lagi merasa marah, jengkel dan kesal pada dokter yang merawat. Sebelum anda menghadapi persalinan, maka anda baiknya membaca dahulu artikel ini supaya anda dan pasangan memahami, alasan dimana persalinan yang direncanakan normal tidak selamanya berjalan mulus sehingga akhirnya terpaksa dilakukan operasi sesar darurat. Operasi sesar merupakan tindakan terakhir yang dilakukan bila persalinan normal terlalu beresiko dan membahayakan ibu dan bayi. Tujuan dari artikel ini tentunya supaya anda dan pasangan mendapatkan informasi dasar sebelum persalinan sehingga memudahkan untuk memperoleh informasi berharga mengenai segala bentuk kemungkinan yang dihadapi selama persalinan (Baca: Jangan Takut Menghadapi Persalinan).
Pada saat ini saya akan membahas secara khusus mengenai indikasi sectio cesarea (operasi sesar) darurat yang sering ditemukan sehari-hari. Sesar atau sectio cesarea atau cesarean section atau c-section adalah tindakan operasi untuk melahirkan bayi melalui perut. Operasi sesar darurat atau operasi sesar cito, merupakan suatu tindakan medis yang diambil atas dasar kegawat daruratan obstetrik. Tujuannya adalah melahirkan bayi secepatnya untuk keselamatan ibu dan bayi. Karena sifat dari tindakan tersebut bersifat darurat, maka tidak jarang petugas medis dan dokter tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjelaskan indikasi maupun kemungkinan komplikasi yang dihadapi. Oleh karena itu peran aktif dari pasien dan pasangan untuk mendapatkan informasi mengenai kegawat daruratan juga sangat diperlukan, contohnya adalah dengan mengikuti Maternity Class.
Persalinan normal merupakan keinginan dari semua orang termasuk juga dokter. Namun apakah anda dan pasangan mengerti apa yang dimaksud dengan persalinan normal? Definisi persalinan normal sudah saya bahas di artikel yang berjudul “10 Rahasia Untuk Persalinan Normal”, saat ini akan saya bahas secara sepintas saja. Persalinan normal atau fisiologis, adalah persalinan melalui vagina dengan letak terendah adalah bagian belakang kepala bayi serta bayi lahir dengan tenaga mengedan ibu tanpa bantuan obat maupun peralatan. Namun ada kalanya persalinan normal yang diharapkan dalam perkembangannya berubah menjadi persalinan patologis (abnormal), yang tentunya membutuhkan intervensi medis untuk mengurangi resiko pada ibu dan bayi.
Kegagalan melanjutkan persalinan secara normal dapat terjadi akibat banyak hal. Dengan mengikuti Maternity Class, maka biasa pasien dan pasangannya telah mengetahui secara garis besar apa yang sedang dihadapi dan apa resikonya. Indikasi untuk dilakukan sesar tersebut dapat terjadi akibat 3 indikasi utama, yaitu : indikasi ibu, indikasi bayi dan indikasi waktu.
Berikut akan saya bahas satu demi satu.
1.Indikasi Ibu
Faktor-faktor dari ibu dapat membuat persalinan normal menjadi gagal sehingga dokter terpaksa melanjutkan dengan tindakan sesar. Indikasi apa sajakah yang sering ditemukan?
·Kehamilan Resiko Tinggi :
Usia lanjut : pada kasus tertentu, usia lanjut meningkatkan peluang untuk dilakukan sesar. Peluang dilakukan sesar pada wanita usia lanjut (>40 tahun) meningkat antara 21% hingga 43%. Hal ini terjadi karena pada usia lanjut sering timbul komplikasi penyerta dalam kehamilan, seperti darah tinggi, kencing manis, gangguan plasenta, dll.
Jarak anak : jarak anak terlalu jauh (>10 tahun) akan meningkatkan resiko sesar. Hal ini terjadi karena jarak anak yang jauh biasa berhubungan dengan faktor usia ibu yang lanjut serta kekakuan pada otot-otot jalan lahir dan organ panggul lainnya.
Riwayat kehamilan yang buruk : seperti anak sebelumnya meninggal dalam kehamilan atau proses persalinan, keguguran berulang-ulang, atau riwayat bayi dengan kelainan dan kecacatan.
Penyakit tertentu pada ibu : seperti penyakit jantung, kencing manis, gangguan tiroid, sering meningkatkan resiko untuk terjadinya persalinan dengan sesar.
·Darah tinggi : darah tinggi dalam kehamilan merupakan suatu kegawat daruratan. Komplikasi dari meningkatnya tekanan darah selama kehamilan adalah pre-eklamsia dan eklamsia. Hal tersebut ditakutkan karena membahayakan nyawa ibu dan bayi. Bila proses persalinan diperkirakan masih panjang (pembukaan masih kecil) sedangkan ditemukan tekanan darah pasien semakin meningkat, maka operasi sesar merupakan pilihan terakhir demi keselamatan pasien. Tergantyiung tingkat keparahannya, maka darah tinggi dalam kehamilan meningkat resiko operasi sesar antara 40% hingga 60%.
·Kelainan panggul : Panggul merupakan jalan lahir yang harus dilalui oleh bayi selama persalinan normal. Pada kasus panggul yang sempit, maka persalinan normal merupakan kontra indikasi karena bayi tidak bisa melewati panggul. Namun, pada panggul yang sempit ringan, persalinan normal dapat dicoba. Bila kemajuan persalinan berjalan lancar, maka diharapkan persalinan normal dapat terjadi, namun bila kemajuan persalinan tidak sesuai dengan harapan, maka persalinan sesar terpaksa dilakukan demi kebaikan ibu dan bayi. Keterlambatan dalam penanganan pada kasus-kasus seperti ini dapat berakibat gawat janin, robekan rahim, perdarahan pasca salin, hingga kematian ibu dan bayi.
·Riwayat Sesar Sebelumnya :akan meningkatkan resiko untuk terjadinya sesar berulang sebesar 71%. Semakin dekat jarak sesar anak sebelumnya dengan kehamilan sekarang, maka semakin besar resiko untuk terjadinya resiko sesar ulangan. Untuk dapat terjadi persalinan melalui vagina, maka dianjurkan agar jarak antara operasi sesar dan kehamilan berikutnya sebesar minimal 1 tahun. Kurang dari itu terdapat peningkatan resiko untuk terjadinya robekan rahim akibat penyembuhan luka di rahim yang belum sempurna.
·Ketuban Pecah Dini : tidak ada ibu hamil dan pasangan yang mengharapkan hal ini terjadi. Bila hal ini terjadi, maka dokter akan menimbang apakah tindakan induksi persalinan atau tindakan sesar yang dilakukan. Bila kemungkinan keberhasilan tindakan induksi kecil, maka tindakan sesar merupakan alternatif yang lebih baik dan kurang beresiko daripada memaksakan induksi.