Pada hari-hari ini, semarak penerjemahan buku-buku berbahasa Arab ke bahasa Indonesia, di satu sisi, mendatangkan kebermanfaatan dan perluasan pengetahuan. Namun, tidak jarang dijumpa, penerjemahan juga membawa konsekuensi kemusykilan alias kekurangtepatan pada ranah diksi dan konteks terjemahan. Sehingga, penerjemahan rawan berpotensi gagal paham. Dengan kata lain, bila penerjemahan membawa pemahaman bertolakbelakang dengan Pancasila, misalnya.
KEMBALI KE ARTIKEL