Momen silaturahim saat Idul Fitri kadang-kadang menyelipkan semacam
joke sarkastik. Terutama menujukan kepada si empunya perut busung, termasuk saya. Yakni, dugaan tidak berpuasa Ramadhan. Awalnya, saya menganggap
joke semacam itu sekadar guyonan antarteman dan karib kala bersua. Tapi, amatan subyektif saya dari Lebaran ke Lebaran berikutnya selalu menghadirkan kebuncitan-kebuncitan baru, rupanya tidak saya saja. Dan, ini kemudian bermuara pada semacam kontemplasi-kontemplasian saya tentang fenomena mendadak buncit setelah puasa.
KEMBALI KE ARTIKEL