Yogyakarta - "Ketika angin berubah arah, nelayan yang bijak menyesuaikan layar." Pepatah ini seolah menjadi gambaran perjuangan Ibu Dewi, seorang tukang pijat tradisional di kawasan Malioboro, Yogyakarta, yang berinovasi untuk bertahan di tengah era digital yang penuh tantangan. Ibu Dewi telah lama mengabdikan dirinya sebagai tukang pijat di sekitar Malioboro. Pelanggannya datang dari berbagai kota, bahkan ada yang sengaja kembali ke Jogja hanya untuk menikmati sentuhan lembutnya. "Saya nggak pakai aplikasi atau apa-apa, cuma nomor telepon saja. Tapi alhamdulillah pelanggan tetap sering datang lagi, bahkan ada yang tetap menyimpan nomor saya, dan rekannya juga datang untuk pijat dengan saya" ungkapnya saat ditemui di sela-sela pekerjaannya.
KEMBALI KE ARTIKEL