Entah kenapa angin suka bertingkah
Merengek dengan serakah
Di sulur-sulur rambutku
Sesekali terlihat lucu, menggemaskan
Terus bermain dalam geraian
Tak pernah sebercanda itu
Bahkan jika meniup jauh ke hatiku
"Tetapi tidak untuk ditertawakan," katanya.
Aku menengadah ...
Betapa segala adalah tentang jejak langkah
Di antara butir-butir hujan; kemudian
Tanpa saling lambaikan tangan
Begitu santun angin permisi
Meninggalkan perihal aku
Yang sempat membayangkan jadi kupu-kupu
Sumedang, 29 Januari 2025