Malam di awal November, seseorang mencoba menulis puisi. Pada kecemasan yang abadi dia pun sibuk, sibuk memberinya arti. Sedalam mana kata-kata menasbihkan luka dengan lembabnya rasa, dari ngilu yang tersisa.
Kemasygulan begitu mengerti dirinya siapa. Sebab ketika seseorang itu bertanya, "Apa makna segala?" Tiba-tiba saja ada yang hangat di mata. Dan ternyata ... selain puisi tertulis, dijatuhkannya pula doa-doa yang gerimis.
Sumedang, 1 November 2024