Sejenak intim dengan secangkir kopi
Sambil melepaskan jasad-jasad sepi
Di antara takdir dan kepastian
Meski di setiap seruputan adalah kehampaan
Nihil yang tanpa cinta ...
Entah benar atau ketidakwarasanku saja
Pada secangkir kopi sebagai pelampiasan
Dari diriku yang kau tinggalkan
Dan ketika menikmati kepahitan itu
Banyak rindu tak jelas ke mana menuju
Tetapi Tuhan cukup baik meminjamkan hati
Untukku sekadar lebih tahu diri
Sumedang, 12 September 2024