Singgah di kotamu kembali dan aku bersaksi, tiada yang lebih hampa kecuali rasa dalam dada. Melewati jalanan seperti mengukur kenangan. Angkringan juga deretan pohon bambu, ah, rindu!
Kepedihan yang tiba-tiba menusuk di kedua mata, manakala desir angin dengan sengaja menyapa. Selain membuat rambutku berantakan, ia juga menerbangkan ingatan-ingatan.
Ke mana tempat yang akan aku tuju, sampai menemukan lagi senyuman kekasihku dulu. Keinginan yang cukup menyiksa tetapi melupakan ... sungguh tak pernah aku bisa.
Sumedang, 28 Juni 2024