Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Dari Sebuah Puisi yang Tertinggal

19 Juni 2024   23:53 Diperbarui: 21 Juni 2024   06:16 408 80
Setelah kereta terakhir pergi
Di gigir sunyi, tertinggal sebuah puisi
Hitam pekat sekujur tubuhnya
Mungkin, telah bernaung yang segala
Aku rengkuh dengan kerelaan
Membiarkan puisi jatuh ke pelukan

Sebuah puisi dimanjakan angin waktu
Juga oleh sepasang mata di jariku
Sambil meniup-niup hurufnya
Satu per satu sampai semua
Mencuatkan nyala amat benderang
Terangnya lebih dari kunang-kunang

Sementara di tengah kewarasan
Bahagia semakin tampak kelihatan
Tetapi puisi tak berkata-kata istimewa
Ia cukup memilih serupa doa
Dan kemudian aku ...
Seperti kembali menjadi diriku

Sumedang, 19 Juni 2024

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun