Tak pernah aku merasakan keheningan
Sekalipun di matamu kerap menyimpan hujan
Tetapi di saat engkau menuliskan puisi
Aku menemukan larik-larik elegi
Yang perlahan meluruh ke dahan-dahan kemboja
Dan aku mengejanya sebagai duka
Belumlah usai aku membaca segala
Aksaramu perlahan hilang dari beranda
Sepi menjalar disaksikan musim yang dingin
Tepat ketika jingga digiring oleh angin
"Antarkan aku ke senja itu," katamu.
Kemudian engkau, memilih rebah di pangkuan waktu
Sumedang, 26 Mei 2024