Petang yang hujan ...
Lelaki tua singgah ke warung makan
Perutnya tak henti bernyanyi
Begitu nyaring, sumbang sesekali
Teh tawar dan kerupuk bungkusan
Mengabaikan yang berdenyut di pikiran
Sebab untuk sepaket nasi
Isi sakunya bilang, "Nanti."
Lelaki tua mengamati jam dinding
Mata sayu itu tak sedikit pun berpaling
Seolah ingin putarannya berhenti
Berdamai dengan nasib sendiri
Sadar sebentar lagi waktu binasa
Lelaki tua mengeluarkan selembar doa
Menyerahkannya kepada Tuhan
Selesailah segala urusan ...
Sumedang, 23 Februari 2024