Di ujung jalan sana ada seseorang sedang memuja sepi, menangkupkan luka pada langit sunyi. Entah menunggu yang akan datang atau mungkinkah dia lupa jalan kembali pulang.
Aku hampiri dia sambil mengusap mata, barangkali dirinya hendak berbagi rasa yang bagaimana. Sampai malam semakin gelisah ketika semesta tiba-tiba menjadi basah.
Seseorang telah kehilangan jejak rindu juga masa lalu, sebab itu dia membatu di bangku waktu. Kenangan telah dia kepalkan, tetapi satu per satu malah hilang dari genggaman.
Hingga angin mengabarkan tentang kepergian, tak ada lagi yang perlu dikisahkan. Aku pun cukup mengerti, menyerukan namanya dalam doa berulang kali.
Sumedang, 24 Januari 2024