Remang malam luruh di tubir kelam
Memuisikan harapan dan keinginan
Lalu apalagi yang akan dikekalkannya, selain kepedihan ...
Di saat yang lain
Elegi datang menyambangi
Menggoda nurani untuk teriakkan, "Sepi!"
Meski kesedihan tak layak diwarta
Nyatanya separuh hati yang terluka
Kian menjadi wacana
Sederhana saja, meski nyerinya paling api
Tetapi rasa tidak memiliki dosa
Hanya terkadang dianggap berlebihan
Dan haruskah bertahan pada yang tak berkesudahan?
Sedang di birunya laut
Sampan itu tetap ingin sendiri
Sumedang, 14 November 2022