Hangatnya mentari tak begitu menggoda
Namun aku tetap menulis kata di tiap nuansa
Meruntutkan kembali satu cerita
Menghilangkanmu kapan saja, sebisa-bisa
Jemariku cekatan menuding langit
Rasa pun kian bersengkelit
Sebuah angan sedang diperebutkan sepi
Dan tiada kamu yang peduli
Karena duka adalah sia-sia
Yang meredup lalu padam di mata
Betapa cinta lebih membuatku mengerti
Pagi tanpamu ternyata masih dapat kunikmati
Sumedang, 19 Oktober 2022