Bagaiamana tidak marah dan gusar! Lha, wong dulu dengan judul jelek-jelekin agamanya, pakai bawa Komunis segala disanding dengan Islam, segala nabi buat ejekan, Agnes Monica jadi bulan-bulanan, Onani jadi judul harian, ada gosip AA Gym ikut gosipin AA Gym, tapi tentu dengan judul vulgar tentunya... pokoknya paling tahu psikologis pembaca yang doyan klik judul bombastis, hingga risi setiap hari ada terus judul NGAWUR di kolom Terpopuler!
Ealaha, JEDER! Tahu-tahu hilang kolom Terpopuler. Ya, kayak PKL kehilangan lapak buat berdagang. Ujung-ujungnya sekarang Kompasiana diamuknya dengan postingan 'dasar kompasiana Primitif!' atau 'HL Kampungan!'. Macam anak balita direbut mainannya. Ya, saya heran ini. Bingung saya ini. Wong EA menurut selentingan adalah Pendidik, kok, bahasanya, cara tuturnya jauh dari santun dibandingkan dengan Om Jay, ya?
Saya ngerti betapa kecewanya EA saban posting yang baca sudah nggak kayak dahulu kembali pada masa jayanya. Bisa seribu, setiap hari bahkan tanpa kehadiran dirinya di Terpopuler. Tapi, sekarang, posting dibaca ratusan, bahkan ada yang puluhan... Lalu yang komen ya, taks seramai dulu lagi. Yah, paling saya bisa menyimpulkan orang berkompasiana jebule banyak sekali motifnya. Ada yang motifnya kepengin populer, kepengin bikin ribut, kepingin caper....
Ada yang bilang kalau orang yang dalam dunia maya begini karena eksistensi di dunia nyatanya tak diakui. Ladalah, ini saya nggak ngerti. Wong pskilogis yang urusan saja. Saya sih tekankan nyaman-nyaman saja dengan Kompasiana sekarang. Yang penting bisa nulis, buka kompasiana juga nggak enek, karena judul onani, porno, ejek agama setiap hari kayak dulu, sudah nggak ada....