Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Mengajar Menulis

8 Juni 2023   04:48 Diperbarui: 17 Agustus 2023   03:45 111 4
Mahasiswa saya mengirim naskahnya via WhatsApp, untuk saya periksa.

Melihat seratus dua puluh lima kata dalam paragraf pertama, dengan sederetan koma tanpa titik di akhir tulisan, sangat mengganggu mata. Belum lagi jarak antar paragraf tidak seragam, kadang mepet kadang dua spasi ganda, tak huruf besar di awal kalimat, tiba-tiba satu kata huruf besar semua, hmm. Apa dia sengaja bikin aku jengkel, pikir saya.

Kamu pernah baca novel atau cerpen belum sih, sindir saya.

Kalau novel belum, Miss. Cerpen, pernah, jawabnya.

Lalu saya mengirim naskah The Necklace-nya Guy de Maupassant, masih via WhatsApp.

Bisa kamu mencontoh cara menulis rapi seperti itu? Jarak antar paragraf, cara menulis tanda baca dalam dialog?

Bisa, Miss. Sebentar ya, Miss.

Tak lama dia lempar tulisannya ke WA saya, sedikit rapi. Ya sudahlah, itu yang dia bisa.

Lalu saya salin paragraf pertama naskahnya, kirim ke WA-nya.

Bisa kamu memenggal kalimat panjang ini menjadi beberapa kalimat?  Jangan lupa beri titik titik titik, tiap kali satu kalimat selesai.

Baik, Miss.

Tak lama dia kirim paragraf yang sudah dia penggal-penggal. Lumayan, pikir saya.

Nah, itu kamu bisa membuat kalimat-kalimat pendek. Jadi lebih jelas, kan?

Iya, Miss. Jadi kalimat-kalimat pendek itu supaya pembaca memahami cerita kita, ya, Miss?

Bukan, supaya pembaca ndak pusing baca tulisan kita, jawab saya.

Lalu saya salin percakapan dari naskahnya, kirim ke WhatsApp-nya.

Sekarang, bisa kamu menulis dialog dengan benar seperti contoh? Tanda baca, huruf besar-kecil, titik koma pada tempatnya?

Bisa, Miss. Sebentar ya.

Lalu dia kirim hasilnya. Bagus.

Nah, itu kamu bisa. Sekarang pertanyaan saya, siapa tokoh dalam cerita kamu? Firly atau I/saya?

Saya, Miss.

Jadi tokoh saya itu namanya Firly?

Iya, Miss.

Kalau begitu, jangan mencampur aduk kata saya dan Firly dalam tulisan untuk maksud yang sama. Karena itu membingungkan pembaca. Firly, kata gantinya she. I kata gantinya my. Iya, kan?

Iya, Miss.

Sekarang, kamu bikin rapi dulu tulisanmu. Mulai halaman 1 sampai 40. Rapikan jarak antar paragraf, rapikan dialog. Ganti semua kata Firly dengan I. Ganti font jadi Cambria. Bisa kamu lakukan itu?

Bisa, Miss.

Setelah itu, baru kita diskusikan konten cerita.

Baik, Miss.

Oke, saya tunggu ya.

Terima kasih, Miss.

Itu akhir obrolan kami semalam.

Selama percakapan, saya jatuh kasihan kepada mahasiswa itu. Dia tidak biasa menulis. Dalam bahasa Indonesia. Dia hanya mengikuti mata kuliah Creative Writing, dan mendapat tugas menulis. Dalam bahasa Inggris. Karena prodinya sastra Inggris.

Dia sedang melakukan lompatan. Menulis, yang bukan passion dia. Dan, dalam bahasa Inggris pula.

My, my.

#dosenpraktisi #pengalamanmenjadidosenpraktisi
#sekolahmerdeka
#merdekamengajar
#MerdekaBelajar

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun