Ustadz muda itu ingin, adiknya tidak terlihat kecapekan. Solusinya, dia menganjurkan untuk bermalam saja di rumahnya.
Saya terdiam.
Ingat akan analisa teman duduk saya di stasiun Manggarai sore itu, ingat juga dengan kekagetan tentang apa yang saya lihat sore itu.
Apa artinya cerita ini?
Artinya, tidak penting semua kenyataan itu, apakah dari yang kita lihat, kita dengar, juga kita pelajari.
Mengapa? Bisa saja yang kita lihat, hanya satu sisi dari banyak sisi yang harus kita lihat. Saya melihat dari jauh, dari sisi depan, tidak dari sisi kiri atau kanan juga tidak dari jarak dekat.
Begitu juga, dari yang kita dengar. Saya hanya mendengar analisa teman duduk saya, tidak mendengar dari sumbernya langsung. Sang ustadz muda.
Begitu juga dengan yang kita pelajari. Karena, kesimpulan kita dari apa-apa yang kita pelajari, masih bersifat subyektif. Semuanya dipengaruhi oleh kapasitas ilmu yang kita miliki,. Kemampuan analisa yang kita miliki dan subyektivitas dari pribadi kita, yang terbentuk dari lingkungan, cara pandang dan obyek paham pemikiran kita yang kita percayai selama ini.
Bijaklah membuat kesimpulan, kumpulkan semua informasi, lakukan croschek pada sumber berita. Tanya pada ahlinya, apakah analisa yang kita buat adalah benar?
Insha Allah.