Udara lembab menyergapku, rindang pohon besar di area ini, menyejukkan udara, ketika terik sengat Matahari membakar mereka yang berada di luar. Sore ini, udara jadi lembab, setelah siang tadi di guyur hujan. Aku berjongkok di sisi sebongkah batu tegak besar. Sementara satu meter delapan puluh senti di belakangnya berdiri satu batu yang lebih kecil lagi. Antara kedua batu berdiri itu, ada batu-batu sebesar kepalan orang dewasa yang menghubungkannya. Inilah makam Bapak, tempat aku kembali ketika lelah.