Karena syariat tidak berhenti pada urusan lahir semata-mata, maka makna ibadah qurban antaralain untuk berbagai dengan sesama atas apa yang telah kita dapatkan setahun terakhir. Kesyukuran ini bukan saja dalam bentuk daging, darah dan bulu hewan sembelihan tetapi lebih penting bagaimana keihklasan itu bisa sampai ke hadapan-Nya. Allah akan menilai siapa yang memberikan hewan qurban dengan keikhlasan penuh. Sebagaimana sejarah dua anak Nabi Adam AS yang diminta untuk berqurban. Satu anak memilih yang terbaik, sebaliknya satu memilih seadanya saja, bahkan disertai dengan ketidakikhlasan. Ini kemudian dicatat dengan al-Quran bahwa sesungguhnya pengorbanan terbaik adalah keikhlasan itu sendiri.
Jika dilihat dari maknanya, maka qurban mestinya mendekatkan diri kepada Allah. Bukan sarana untuk pamer, terlebih lagi menunjukkan kesombongan. Dengan demikian, idul adha ini sebaiknya kita gunakan bersama-sama untuk dijadikan menuju bangsa yang lebih baik. Ketika menyembelih hewan, maka itu juga berarti menyembelih sifat-sifat kebinatangan. Tidak ada lagi saling memangsa tapi justru saling mendukung. Selanjutnya ketika ada yang jatuh, maka ditolong dan diingatkan. Bukan didera dengan cacian dan makian. Kalau ini kita bisa lakukan, maka bangsa kita akan lebih baik di masa yang akan datang. Semoga...