By the way, perpindahan karir ini dipicu oleh ketertarikan Ahmad yang mendalam terhadap dunia pertanian. Kehadiran di tengah-tengah tanaman dan memandangi tumbuh kembangnya selalu membuat hatinya berbunga-bunga. Di samping itu, ia menyadari bahwa permintaan akan cabai rawit tinggi, dan peluang bisnis di sektor ini sangat menjanjikan.
Tetapi Ahmad juga menyadari bahwa ada beberapa tantangan yang akan ia hadapi saat beralih profesi menjadi petani. Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman dalam pertanian menjadi salah satu masalahnya. Sebagai seorang guru, ia tak memiliki latar belakang kuat dalam praktik pertanian. Untuk itu, Ahmad bersiap diri belajar dan mengasah keterampilan baru guna menghadapi tantangan tersebut.
Sebagai petani, Ahmad juga harus menghadapi risiko seperti cuaca yang tak menentu, serangan hama, dan fluktuasi harga di pasar. Namun, dengan tekad yang kuat dan kerja keras, Ahmad yakin bahwa segala hambatan dapat dia atasi.
Dengan semangat yang tinggi, Ahmad memulai petualangannya dengan mendalami pengetahuan tentang budidaya cabai rawit. Dia membaca buku, mengikuti pelatihan, dan berdiskusi dengan petani berpengalaman. Selain itu, dia menjalin kerjasama dengan petani lokal untuk memperoleh pengetahuan praktis dan dukungan dalam mengembangkan usahanya.
Berkat ketekunan dan semangat yang ia tanamkan, Ahmad berhasil mengubah haluan setelah bertahun-tahun menjadi guru. Ia menanam cabai rawit dengan penuh perhatian, memastikan kualitas tanaman terjaga, serta menjaga kebersihan dan kestabilan lingkungan pertaniannya. Hasil kerja keras Ahmad tak sia-sia, karena panen pertama cabai rawit menghasilkan hasil yang memuaskan.
Bersama berjalannya waktu, usaha pertanian Ahmad semakin berkembang pesat. Ia berhasil membangun jaringan distribusi yang luas, menjalin hubungan dengan pengepul dan pedagang, serta memperluas areal pertaniannya. Keberanian Ahmad dalam banting setir dari guru honorer menjadi petani cabai rawit akhirnya membawanya meraih kesuksesan yang ia dambakan.