Sesuai dengan peribahasa Sunda, ngindung ka waktu mibapa ka jaman begitulah masyarakat Suku Baduy. Mereka terkenal akan kemampuannya dalam mempertahankan budaya dan gaya hidup sederhana yang telah diwariskan oleh nenek moyang mereka. Meskipun hidup dalam kehidupan yang terisolasi, mereka tetap mengakui pentingnya beradaptasi dengan perubahan zaman. Suku Baduy menjaga tradisi mereka dengan teguh, namun juga membuka diri terhadap pengaruh luar yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.
Dalam setiap langkah kehidupan mereka, Suku Baduy senantiasa ngindung ka nilai-nilai tradisional yang telah terjaga selama bertahun-tahun. Mereka menerapkan kehidupan sederhana dengan mengandalkan pertanian, kerajinan, dan perdagangan sebagai sumber mata pencaharian utama mereka. Namun, mereka tidak melupakan pentingnya beradaptasi dengan perubahan jaman.
Dalam upaya memperluas jangkauan ekonomi mereka, Suku Baduy tidak menjadikan perubahan sebagai ancaman, melainkan sebagai peluang untuk tumbuh dan berkembang. Mereka menjual barang yang mereka hasilkan dengan komunitas di luar suku Baduy. Sebagai contoh, Ayah Sani, seorang pedagang madu dan kaneron dari suku Baduy, menjalankan perjalanan jauh ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Sumedang.Â