Lelaki berjanggut di depanku, menyeka bulir keringat yang berleleran di dahi dengan bagian belakang lengannya. Pemandangan yang memaku pandanganku untuk setia di sana. Pada nasi putih yang tampak pulen ketika disendok, bulirannya padat, dan wangi pandan wangi. Lekat dan samar-samar membaur dengan aroma ayam laos menguar ke udara. Sambal terasi kenangan kami, saat pertama kenalan dulu selalu hadir menyemarakkan meja. "Tidak terasa makan, kalau tanpa sambal terasi." Itu selalu yang terucap dari bibir lelaki itu.
KEMBALI KE ARTIKEL