25 April 2022 14:36Diperbarui: 25 April 2022 14:4657511
Mudik atau mulih dilik alias balik kampung adalah tradisi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia saat hari raya Iedul Fitri. Namun, ternyata bukan hanya negara kita, ya satu-satunya pemilik tradisi ini. Ada juga negara-negara lain yang masyarakatnya punya kebiasaan pulang ke kampung halaman.Â
Negara-negara tersebut diantaranya India, Arab Saudi, Malaysia, Turki, dan Tiongkok. Mungkin yang membedakan adalah momennya. Bila India, masyarakatnya mudik saat perayaan dilwali atau festival of lights. Untuk negara-negara yang masyarakatnya beragama Islam, mayoritas mereka mudik pada momen lebaran atau hari raya idul fitri.
Keseruan mudik
Beragam keseruan yang akan kita dapati saat melakukan perjalanan untuk mudik. Dari mulai persiapan dana, kita semua tahu jika cadangan finansial untuk tradisi yang satu ini, lumayan membuat terkuras isi dompet.Â
Karena, mudik merupakan momen untuk bersilaturrahmi dan berbagi. Tentu saja, akan terasa tidak enak hati, bila sekian lama tidak bersua. Sekalinya bertemu kita tidak membawa buah tangan dan sedikit uang sekedar oleh-oleh bagi sanak saudara.
Walaupun, sejatinya esensi dari mudik adalah mencurahkan kerinduan kepada kampung halaman dan orang-orang yang ada di dalamnya. Bukan untuk ajang pamer kesuksesan, harta kekayaan, apalagi menyombongkan diri.
Hal kedua yang tidak kalah seru adalah perjalanan. Di sana kita akan dihebohkan dengan berpanas-panas ria apabila mudik dengan kendaraan bermotor. Kemacetan juga menjadi salahsatu keseruan yang layak untuk dinikmati.Â
Semua orang mungkin senang dengan jalan yang lengang dan lancar saat mudik. Kalau saya berbeda, merasa bukan mudik kalau belum ada drama macetnya. Hihi, jail ya. Tapi, jangan lama-lama juga macetnya. Berada di kategori ramai lancar, atau sedikit padat merayap lah sudah cukup.
Berburu oleh-oleh di kampung halaman untuk dibawa kembali ke rumah adalah keseruan yang ketiga. Di kampung halaman suami, saya senang sekali belanja oleh-oleh dan berburu kuliner khas daerah di sana. Meskipun pak suami kadang ogah-ogahan bila diajak. Karena, mungkin bagi dia hal tersebut sudah biasa.Â
Sebagai informasi, suami saya dari Kuningan Jawa Barat. Sedangkan saya dari Sumedang. Domisili kami di Sumedang. Jadi, otomatis mudik bagi saya itu, ya ke Kuningan kampung halaman suami.Â
Saya senang berburu oleh-oleh tape ketan, jeniper (jeruk nipis peras), leupeut (nasi ketan yang dibungkus daun nira), keripik beca, kue cuhcur, ikan pari basah, dan banyak lagi yang lainnya. Kuliner yang saya suka adalah rujak kangkung, bakso balung sapi yang ada sumsumnya, durian, dan lain-lain.Â
Dua hari di sana, terasa kurang ya. Untuk menikmati semua keindahan kota Kuningan, terutama panorama alamnya. Karena, di sini banyak sekali tempat-tempat wisata yang wajib dikunjungi. Sebut saja Waduk Darma, Museum Linggar Jati, telaga biru Cicerem, Curug Putri, Hutan Desa Setianagara, Telaga Nilem, Situ Wulukut, Curug Landung, Bukit Panembongan, Batu Luhur, Wisata Alam Palutungan, Curug Payung, dan lain-lain.
Mudik on CAM
Nah, supaya mudik kita asyik, menyenangkan, dan dapat dinikmati dengan hati yang tenang dan nyaman. Ada beberapa tips mudik ala saya. Saya beri nama Mudik on CAM. Apa saja, yuk disimak!
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.