Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma Pilihan

Menyoal Utang-piutang sebagai Salah Satu Contoh Hablum Minannas

20 April 2022   06:10 Diperbarui: 20 April 2022   06:29 802 3

Bila kita mau mendata apa saja kegiatan yang termasuk contoh hablum minannas. Maka, akan tertulis dan terkumpul banyak sekali dalam catatan kita tersebut. Itu sungguh wajar dan normal saja. 

Mengingat setiap apa yang kita lakukan di dunia ini, tidak dapat terlepas dari interaksi dengan orang lain. 

Bahwa kodrat manusia sebagai homo socius, dalam setiap gerak kehidupannya tidak bisa dilakukan sendiri. Senantiasa membutuhkan orang lain dalam aktivitasnya. 

Karena, ia merupakan anggota masyarakat dan bagian dari masyarakat. Kedua, manusia sebagai homo economicus, bahwa manusia selalu berpikir dan berupaya untuk memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin melalui sumber daya yang tersedia.

Dalam tulisan ini, saya akan membahas sedikit saja contoh kegiatan hablum minannas. Terkait masalah yang saat ini, banyak dilakukan oleh mayoritas masyarakat. 

Kegiatan tersebut adalah soal utang-piutang. Hal ini penting untuk dibicarakan, karena masalah ini bila tidak selesai dengan tuntas di dunia. 

Maka, dampaknya akan terbawa hingga ke akhirat. Wah, ngeri ya. Sebisa-bisa kita sebagai umat Islam yang bijak. 

Semua masalah di dunia dapat secara tunai dituntaskan di dunia. Sehingga yang terbawa ke akhirat tinggal pahalanya saja, bukan urusan muamalat yang akan menghambat urusan kita di sana. Termasuk utang-piutang.

Sebelum masuk ke dalam bahasan, ada beberapa istilah yang harus kita pahami bersama. Agar tidak salah tafsir. Pertama, Hutang adalah saat kita meminjam uang kepada orang lain. Maka, pinjaman tersebut adalah hutang yang harus kita bayar pada waktu yang lain. 

Dalam rumus akuntansi hutang diberi label K (kredit). Kedua, piutang adalah aset yang kita pinjamkan kepada orang lain, dalam jangka waktu tertentu aset tersebut akan kembali kepada kita, sesuai dengan kesepakatan tentunya. Rumus piutang dalam ilmu akuntansi adalah D (Debit).

Hutang  atau meminjam adalah sumber dana alternatif saat krisis keuangan

Data menunjukkan bahwa ada beragam alternatif yang dipilih oleh masyarakat, saat kesulitan keuangan. Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Krisis finansial hampir merata dialami oleh semua orang. 

Tidak hanya masyarakat yang berpenghasilan rendah. Namun, juga merambah ke masyarakat menengah dan atas. Bahkan, kesulitan finansial yang mereka alami lebih pelik lagi. 

Bila masyarakat miskin, dengan kondisi seperti tersebut. Mudah bagi mereka untuk mendapatkan bantuan sosial. Baik dari lingkungan sekitar, maupun dari pemerintah. Sehingga, kekurangan finansial tersebut dapat secepatnya mendapatkan solusi. Berbeda dengan masyarakat menengah ke atas. Mereka secara lahiriah, tampak berkecukupan. Tinggal di rumah mewah, kendaraan terparkir mentereng di garasi, di rumahnya ada asisten rumah tangga (ART). 

Jika, mereka mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), perusahaannya gulung tikar, dan bisnisnya merugi. Maka, sebenarnya masyarakat kalangan menengah ini bisa lebih menderita dari yang pertama. Karena, ada beban cicilan rumah, mobil, bayar gaji karyawan, dan biaya hidup yang besar setiap bulannya. 

Sedangkan untuk mengharapkan bantuan dari pemerintah, rasanya tidak etis. Karena, secara kasat mata memiliki semua hal yang termasuk kategori berkecukupan.

Berikut adalah grafik tentang beragam sumber dana yang dipilih oleh masyarakat saat krisis keuangan. 

Berdasarkan data dari hasil jajak pendapat Litbang Kompas, diperoleh hasil bahwa salah satu alternatif sumber dana yang paling banyak diminati, sebesar 26,5 persen responden memilih untuk melakukan transaksi peminjaman kepada keluarga terdekat. Meliputi : orang tua, pasangan, anak, kakak, adik, dan lain-lain. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun