Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Fragmen Sepotong Gorengan

17 Februari 2022   14:10 Diperbarui: 17 Februari 2022   14:12 360 13

Serupa pagi, cahaya jatuh di bilik bambu

Hitam pada arang menjadi penghias alis

Naif,

Penjual gorengan mengejar angin


Dalam kepalanya 10 merk minyak goreng berdemo riuh

Yang pendiam, menghuni etalaseu dengan tenang

Yang idealis mengejar mimpi dan bayang-bayang

Dua bening sanguinis menyanyi lagu simfoni

Merpati sejoli bermain kata dan tanda baca

Empat lagi memprediksi fluktuasi harga


Dalam kuali yang besar

Gorengan-gorengan terbaring tanpa mimpi

Di dalam saku baju

Penjual menaruh tiga lembar uang,

Sepuluh ribu, lima ribu, dan dua ribu

Tidak terdengar kepingan logam pada kaleng itu


Pagi di bulan Februari

Ada senja dalam balutan gerimis,

         Gerimis yang seperti menangis

         Ceria,

         Gorengan-gorengan berjingkrak memainkan minyak pada tubuh


Waktu berlari serupa atlit olimpiade

Layar hitam tertutup menutup lakon

Di tubuhnya, 10 merk minyak goreng menghilang

Di tubuhnya, gorengan-gorengan melepas penat


Pagi masih saja jatuh dalam kuali

10 cahaya bening itu memudar

Di dalam saku puluhan lembar terkulai

Di dadanya terdengar gemerincing uang recehan

Gorengan-gorengan memakan asanya sendiri

Ah, langit selalu saja tawarkan biru

Di dalam saku baju, ia selipkan 3 lembar berwarna ungu


Sumedang, 17 Februari 2022

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun