KOMENTAR
Puisi
Pilihan
Rindu pada Hujan Bulan Januari
4 Januari 2022 13:45
Diperbarui: 4 Januari 2022 13:53
311
14
Entah kenapa tiba-tiba saja Aku rindu kepadanya Pada rintik yang jatuh di atas kaca mobil Pada angin yang bertiup dengan kencang Pada basah yang hinggap di bumi hadirkan segar Pada dirimu, wahai hujan bulan Januari Apalagi, bila kau sapa lelapku di pagi buta Kau ketuk jendela dengan tangan dinginmu Suara khas gemericik itu memaksa-ku tuk buka mata Lalu menguap dengan lebar "Hoaaaah, masih pagi." Suara weker yang berbunyi, sudah tak berarti lagi Kupersilakan kau masuk, bergelung dalam selimut Kita nikmati melodi ritmis dan nyanyikan kidung sepi Tak usahlah kau meminta kopi panas dan surat kabar Apalagi nasi goreng dan acar timun, itu tak perlu Lebih baik kita tulis notasi dan main gitar Agar hadirmu dapat selalu ku kenang dan abadi Aku suka dengan irama hujan di pagi hari Karena ia nyamankan hatiku Jadi terapi untuk jiwa yang panas membara Apalagi saat ku lihat ke halaman Bunga-bunga yang hijau di depan rumah Meliuk-liuk dan basah Karena hujan pagi hari Aku sengaja untuk terlambat Merasa bahwa hari tidak akan pergi Dan masa tak akan menjadi tua Malam bagaikan kembali ke awal petang Waktu terasa diam dan melambat putarannya Kala hujan pagi hari, aku merasa masih punya banyak waktu Saat aku berlomba dengan lonceng yang berdentang Pukul tujuh, tapi kabut terasa masih fajar Pemotor tampak bergelut dengan ponco dan jas hujan Wifer melambai ke atas dan ke bawah Halau air yang menetes halangi pandangan Denting air yang jatuh di atas genting Sungguh konser musik Illahi yang sangat romantis Tak ada komposer yang dapat menuliskan not-nya Karena ia adalah lirik beraroma surgawi Hadirkan rahmat pada semesta Juga mahluk yang dapat mensyukurinya Sumedang, 4 Januari 2022
KEMBALI KE ARTIKEL