Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Engklek, Gobak Sodor, dan Squid Game Ala Anak-Anak

27 Desember 2021   09:50 Diperbarui: 27 Desember 2021   09:56 809 7

Sore menjelang, bumi bermandi matahari. Sebentar lagi senja membayang. Cahaya sang surya akan tenggelam. Duilee, puitis sekali. Sebagai Emak yang baik, walau badan penat, karena seharian bekerja. Pulang ke rumah, saya luangkan waktu, ajak si bontot jalan-jalan ke lapang. Untuk melatih sosialisasi. Agar anak bertemu dengan teman sebayanya.

Lapang yang dimaksud. Berupa taman tempat bermain anak. Ukurannya, saya tidak tahu persis. Belum mencoba mengukur. Hehe. Masuk kira-kira lima belas mobil ukuran Avanza. Lumayan leluasa kan? Untuk ajang sepak bola, main sepedaan, dan   menikmati acara rujak party bersama emak-emak sayang anak.

Tapi, sore ini. Si bontot tidak mau ke lapang. Dia tunjuk ke arah mesjid. Terdengar riuh suara anak-anak dari sana. Memang akhir-akhir ini, halaman masjid jadi tujuan kedua tempat bermain. Lantaran lapang sebagai tempat bermain utama sedang dibebenah. 

Dari kejauhan terdengar sesayup sampai, "Kokoa koci tira samida!" itu kalimat yang ditangkap telinga saya. Bunyinya terdengar seperti mantra. Setelah dinyanyikan berulang selama empat kali. Anak-anak yang tadinya ramai, jadi senyap dalam beberapa detik. Lalu suara keluhan muncul bersahutan. "Uuuuuh, padahal aku tidak gerak, lho. Tapi kenapa aku yang dieliminasi!"

Saya semakin penasaran. Permainan jenis apa gerangan? Si bontot malah sudah lari di depan. Meninggalkan emaknya yang berjalan terseok-seok. 

Squid game ala anak-anak

Taraaa! sampailah kami di lokasi. Tampak  tiga anak berdiri di depan, sebagai pemandu. Ada tiga peran yang mereka mainkan. Peran penyanyi. Tugas dia, menyanyikan lagu squid game. Peran pengawas, melihat dan mengawasi pergerakan peserta pertandingan. Peran eksekutor. 

Ketika lagu squid game selesai dinyanyikan dengan empat kali ulangan. Semua peserta diam. Jika ada yang bergerak. Dengan sigap eksekutor akan berteriak. "Budi, tereliminasi!" Anak yang dipanggil akan keluar dari barisan. Dia lirik kiri kanan, mungkin mengucap salam perpisahan pada teman-teman yang lain. Colek salah satu teman. Garuk-garuk kepala, lalu duduk. Gayanya seperti pemain sepak bola, yang diberi kartu merah.

Peserta permainan ini berbaris tiga berbanjar, dengan jarak setengah lencang kanan. Mereka berbaris rapih dan teratur, siap menunggu aba-aba. Tanpa saya sadari, di banjar kedua ada Si Tengah, anak saya yang kedua. Ketika melihat ada ibunya, dia tersenyum simpul, kemudian berbisik kepada teman di sampingnya, "Indung urang!" 

Lucu ya. Begitu sederhana, arti bahagia bagi seorang anak. Tidak ribet dan sulit seperti bahagia ala orang dewasa. Dimana bahagia identik dengan kesuksesan, keberhasilan, penghargaan, dan keberlimpahan finansial. Duh, kok jadi curcol ya.

Lirik lagu squid game

Tiba di rumah, lirik lagu squid game itu terngiang-ngiang di telinga. Saya penasaran. Lalu mencoba googling. Lirik lagu squid game. "Mugunghwa Kkoci Pieot Seumnida" Ternyata, saya salah dengar. Bukan kokoa ya, tapi mugunghwa. Hihi. Dasar emak-emak. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun