Tangan halusnya kini terlumuri darah dari tubuh seorang pria. Entah rasa takut, panik, atau apalah tercampur
rata di hati Lina saat itu. ********** “Pagi Lina, temanku yang paling cantik sedunia,” kata kevin kepada Lina
yang sedang bersandar di bawah pohon. “Tidak lihat yah vin, aku sedang baca cerita nih,” ucap Lina sambil
memperlihatkan buku yang sedang dibacanya itu. “Humb...judulnya VALENTINE DAY yah,” “Ya.
Huft....sekarang tanggal 3 February yah. 11 hari lagi udah hari valentine,” kata Lina sambil menghembuskan nafas
kekecewaan. “Sial, kenapa ada hari itu sih!!!!” “Wow tenang vin, jangan emosi kayag gitu,” “Gimana bisa tenang,
akukan masih jomblo Lin. Masa setiap valentine aku selalu di ejek sama teman kerjaku,” kata Kevin sambil
menatap tajam mata Lina. “Mungkin karena mereka iri sama kejombloan kita kali vin. Kita kan enak punya
banyak waktu senggang, sedangkan mereka nghabisin waktunya hanya untuk pacar mereka. Hehehe...” canda
Lina kepada Kevin. “Kamu bener. Kita khan JOJOBA, JOmblo JOmblo BAhagia,” kata Kevin dengan menirukan
pose Bung Tomo. Lina hanya bisa tertawa melihat tingkah aneh temannya itu. Baru sadar bahwa Kevin duduk
dekat banget dengan Lina, Lina tiba-tiba memukul Kevin yang masih mempertahankan posenya itu. “Sejak kapan
aku mbolehin kamu duduk disebelah aku vin, pergi sana....hus...hus...”kata Lina dengan sadis kepada Kevin.
“Iya...iya...nona bawel,” kata Kevin sambil bangkit dari duduknya. “Biarin” Di kamar Lina yang penuh dengan
boneka, Lina kaget ketika Ia menemukan sepucuk surat beramplop pink ada di dalam tasnya. Perasaan senang
bercampur heran hinggap di hati Lina ketika membaca surat tadi berisikan puisi khusus untuk Lina. Tapi siapa
pengirim surat ini? Itulah yang terus dipertanyakan Lina kepada hati kecilnya. Setiap hari Lina selalu
mendapatkan surat misterius bahkan si pecinta misterius mengirimi sms kepada Lina katanya cinta banget sama
Lina. Memang sih Lina cantik, tetapi tidak ada cowok yang berani ndeketin Lina karena sifatnya yang begitu ganas
saat dia marah. Lina yang ada sedikit rasa pada si pecinta misteriusnya itu selalu bersms ria dengan si misterius.
“Aq pngn ngungkapin ssuatu kkm penerang hdpq. Makax q brhrp bgt km mw dtng ke alun2 kota bsk minggu pkl
10 pg,” itulah sms terakhir dari si misterius kepada Lina. Lina yang mencoba tuk membuka diri kepada pria
menyanggupi permintaan sang misterius. Apakah dia akan menembak Lina saat hari valentine? Lina menunggu
dengan sabar sang pengagum rahasianya itu. Tiba-tiba ada nenek-nenek sedang ingin menyebrang ke sebrang
jalan. Daripada hanya menunggu terus, Lina membantu nenek yang telah termakan usia itu menyebrang. Sewaktu
akan kembali ke tempat yang didudukinya tadi, entah kenapa Lina terdiam di tengah jalan. Ia tiba-tiba teringat
masa kecilnya. Bunyi klakson terus berbunyi keras, akan tetapi Lina baru sadar ketika mobil benar-benar hampir
menubruknya. Lina yang berada di pinggir jalan akhirnya sadar. Ia tadi hampir tertabrak mobil box, akan tetapi
ada seseorang yang menolongnya. Lina langsung berlari ke arah kerumunan orang. Lina terpaku melihat orang
yang menolonya tadi adalah.........Kevin. “Vin, kenapa kamu bisa kayag gini?” kata Lina sambil membelai kening
Kevin yang bercucuran darah. “Hehehe....kau benar-benar ngelamun yah Lin. Aku tadi nyelamatin kamu tau,
untung kamu tidak mati,” kata Kevin sambil memegang kepala Lina. ********** “Kevin maafin aku yah gara-gara
aku kamu jadi kayag gini,” “Ssst....sudah tidak apa-apa kog Lin. Sekarang aku mau ngasih kamu sesuatu...” Kevin
mengeluarkan sesuatu dari dalam ranselnya. “Lin, selamat hari valentine yah, mau khan kamu jadi cinta pertama
dan terakhirku,” kata Kevin yang memberikan kotak coklat berbentuk hati kepada Lina. “Jadi...selama
ini...yang...” kata Lina terbata-bata sambil mengeluarkan air mata yang cukup deras. “Cup...cup...cup...jangan
nangis dong Lin. Iya, memang aku yang tiap hari ngasi surat itu ke kamu. Sebenarnya sudah dari dulu aku pingin
bilang ke kamu, tapi aku susah tuk bilang langsung. Sekarang mau kan kamu jadi cinta pertama dan terakhirku?”
kata Kevin sambil menghapus air mata Lina. Lina pun hanya mengangguk tanda Ia mau jadi pacar Kevin. Kevin
tersenyum lalu memberikan coklat itu kepada Lina. “Te...r...ima ka...sih yah...peri ...ha...t...iku” kata Kevin
sambil terbata-bata dan akhirnya menutup mata sambil tersenyum. “Bertahan Vin, kamu pasti kuat. Ambulans
sedang memacu kecepatan penuh kok demi kamu . Bertahanlah demi aku,” kata Lina tanpa henti-hentinya
menangis. Tapi terlambat, Pendarahan yang terus terjadi pada otaknya membuat Kevin harus menghembuskan
nafas terakhirnya dalam perjalanan. Setelah jenazah Kevin di makamkan, Lina tiba-tiba menghampiri Ibu Kevin
yang sedang berdiri di depan makam anaknya. “Tante, maafkan Lina yah. Gara-gara Lina, anak tante
jadi....hiks..hiks” “Sudah Lina jangan nangis terus, kalau Kevin melihat ini dia akan sedih lho. Sebelum
menemuimu kemarin, Kevin titip surat ini ke tante,” kata ibunya Kevin sambil memberikan sepucuk surat kepada
Lina. “Lina, terima kasih yah telah memberi motivasi kepada Kevin. Semasa hidupnya Kevin selalu cerita tentang
kamu. Dia sangat senang kalau kamu senang. Kevin berharap kamu tetap senang dan tersenyum walau dia sudah
tidak bisa melihat kamu melakukan itu. Ya sudah, kamu baca surat dari Kevin dulu yah.” Setelah panjang lebar
berbincang kepada Lina, ibunya Kevin pulang. “Hai Lina, maaf yah aku tida bisa terus menjaga kamu. Kamu
adalah wanita terindah yang pernah aku kenal. Yah walaupun masih cantikan ibuku sih, hehehe.... Oh ya kalau
kamu sudah nrima coklat dariku, itu tandanya kamu mau jadi pacar aku. Oh ya coklat itu melambangkan semua
rasa cintaku, jadi jangan dimakan sendiri yah nona rakus. Bagi coklat itu ke temen-temen, dengan itu berarti rasa
cintaku ada buat temen-temen...yah meskipun aku paling cinta kamu sih. Terima kasih yah Lin, karena kamu mau
jadi cinta pertama dan terakhirku. Memang aku cinta pertamamu, tapi jangan jadikan aku cinta terakhirmu yah
Lin. Hidupmu masih panjang, jadi teruslah berjuang demi hidupmu yah. Aku harus pergi, maaf yah ga bisa
nemenin kamu hidup lebih lama lagi. Good Bye.......Lina” itulah bunyi surat Kevin yang ditujukan khusus untuk
Lina. “Kevin, walaupun suatu saat aku memiliki cinta lain, tapi sebagian cinta aku terus ada buat kamu kog,” kata
Lina tersenyum dengan dihiasi sedikit air mata sambil melihat nisan yang bertuliskan nama Kevin di sana.