Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Cokelat Valentine untuk Lina ECR # 98

7 Februari 2011   04:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:50 118 1
Matahari menyinari bumi yang sedang kacau saat itu. Air mata yang bercampur keringat membasahi pipi Lina.

Tangan halusnya kini terlumuri darah dari tubuh seorang pria. Entah rasa takut, panik, atau apalah tercampur

rata di hati Lina saat itu. **********  “Pagi Lina, temanku yang paling cantik sedunia,” kata kevin kepada Lina

yang sedang bersandar di bawah pohon. “Tidak lihat yah vin, aku sedang baca cerita nih,” ucap Lina sambil

memperlihatkan buku yang sedang dibacanya itu. “Humb...judulnya VALENTINE DAY yah,” “Ya.

Huft....sekarang tanggal 3 February yah. 11 hari lagi udah hari valentine,” kata Lina sambil menghembuskan nafas

kekecewaan. “Sial, kenapa ada hari itu sih!!!!” “Wow tenang vin, jangan emosi kayag gitu,” “Gimana bisa tenang,

akukan masih jomblo Lin. Masa setiap valentine aku selalu di ejek sama teman kerjaku,” kata Kevin sambil

menatap tajam mata Lina. “Mungkin karena mereka iri sama kejombloan kita kali vin. Kita kan enak punya

banyak waktu senggang, sedangkan mereka nghabisin waktunya hanya untuk pacar mereka. Hehehe...” canda

Lina kepada Kevin. “Kamu bener. Kita khan JOJOBA, JOmblo JOmblo BAhagia,” kata Kevin dengan menirukan

pose Bung Tomo. Lina hanya bisa tertawa melihat tingkah aneh temannya itu. Baru sadar bahwa Kevin duduk

dekat banget dengan Lina, Lina tiba-tiba memukul Kevin yang masih mempertahankan posenya itu. “Sejak kapan

aku mbolehin kamu duduk disebelah aku vin, pergi sana....hus...hus...”kata Lina dengan sadis kepada Kevin.

“Iya...iya...nona bawel,” kata Kevin sambil bangkit dari duduknya. “Biarin”  Di kamar Lina yang penuh dengan

boneka, Lina kaget ketika Ia menemukan sepucuk surat beramplop pink ada di dalam tasnya. Perasaan senang

bercampur heran hinggap di hati Lina ketika membaca surat tadi berisikan puisi khusus untuk Lina. Tapi siapa

pengirim surat ini? Itulah yang terus dipertanyakan Lina kepada hati kecilnya. Setiap hari Lina selalu

mendapatkan surat misterius bahkan si pecinta misterius mengirimi sms kepada Lina katanya cinta banget sama

Lina. Memang sih Lina cantik, tetapi tidak ada cowok yang berani ndeketin Lina karena sifatnya yang begitu ganas

saat dia marah. Lina yang ada sedikit rasa pada si pecinta misteriusnya itu selalu bersms ria dengan si misterius.

“Aq pngn ngungkapin ssuatu kkm penerang hdpq. Makax q brhrp bgt km mw dtng ke alun2 kota bsk minggu pkl

10 pg,” itulah sms terakhir dari si misterius kepada Lina. Lina yang mencoba tuk membuka diri kepada pria

menyanggupi permintaan sang misterius. Apakah dia akan menembak Lina saat hari valentine?  Lina menunggu

dengan sabar sang pengagum rahasianya itu. Tiba-tiba ada nenek-nenek sedang ingin menyebrang ke sebrang

jalan. Daripada hanya menunggu terus, Lina membantu nenek yang telah termakan usia itu menyebrang. Sewaktu

akan kembali ke tempat yang didudukinya tadi, entah kenapa Lina terdiam di tengah jalan. Ia tiba-tiba teringat

masa kecilnya. Bunyi klakson terus berbunyi keras, akan tetapi Lina baru sadar ketika mobil benar-benar hampir

menubruknya.  Lina yang berada di pinggir jalan akhirnya sadar. Ia tadi hampir tertabrak mobil box, akan tetapi

ada seseorang yang menolongnya. Lina langsung berlari ke arah kerumunan orang. Lina terpaku melihat orang

yang menolonya tadi adalah.........Kevin. “Vin, kenapa kamu bisa kayag gini?” kata Lina sambil membelai kening

Kevin yang bercucuran darah. “Hehehe....kau benar-benar ngelamun yah Lin. Aku tadi nyelamatin kamu tau,

untung kamu tidak mati,” kata Kevin sambil memegang kepala Lina. **********  “Kevin maafin aku yah gara-gara

aku kamu jadi kayag gini,” “Ssst....sudah tidak apa-apa kog Lin. Sekarang aku mau ngasih kamu sesuatu...” Kevin

mengeluarkan sesuatu dari dalam ranselnya. “Lin, selamat hari valentine yah, mau khan kamu jadi cinta pertama

dan terakhirku,” kata Kevin yang memberikan kotak coklat berbentuk hati kepada Lina. “Jadi...selama

ini...yang...” kata Lina terbata-bata sambil mengeluarkan air mata yang cukup deras. “Cup...cup...cup...jangan

nangis dong Lin. Iya, memang aku yang tiap hari ngasi surat itu ke kamu. Sebenarnya sudah dari dulu aku pingin

bilang ke kamu, tapi aku susah tuk bilang langsung. Sekarang mau kan kamu jadi cinta pertama dan terakhirku?”

kata Kevin sambil menghapus air mata Lina. Lina pun hanya mengangguk tanda Ia mau jadi pacar Kevin. Kevin

tersenyum lalu memberikan coklat itu kepada Lina. “Te...r...ima ka...sih yah...peri ...ha...t...iku” kata Kevin

sambil terbata-bata dan akhirnya menutup mata sambil tersenyum. “Bertahan Vin, kamu pasti kuat. Ambulans

sedang memacu kecepatan penuh kok demi kamu . Bertahanlah demi aku,” kata Lina tanpa henti-hentinya

menangis. Tapi terlambat, Pendarahan yang terus terjadi pada otaknya membuat Kevin harus menghembuskan

nafas terakhirnya dalam perjalanan.  Setelah jenazah Kevin di makamkan, Lina tiba-tiba menghampiri Ibu Kevin

yang sedang berdiri di depan makam anaknya. “Tante, maafkan Lina yah. Gara-gara Lina, anak tante

jadi....hiks..hiks” “Sudah Lina jangan nangis terus, kalau Kevin melihat ini dia akan sedih lho. Sebelum

menemuimu kemarin, Kevin titip surat ini ke tante,” kata ibunya Kevin sambil memberikan sepucuk surat kepada

Lina. “Lina, terima kasih yah telah memberi motivasi kepada Kevin. Semasa hidupnya Kevin selalu cerita tentang

kamu. Dia sangat senang kalau kamu senang. Kevin berharap kamu tetap senang dan tersenyum walau dia sudah

tidak bisa melihat kamu melakukan itu. Ya sudah, kamu baca surat dari Kevin dulu yah.” Setelah panjang lebar

berbincang kepada Lina, ibunya Kevin pulang.   “Hai Lina, maaf yah aku tida bisa terus menjaga kamu. Kamu

adalah wanita terindah yang pernah aku kenal. Yah walaupun masih cantikan ibuku sih, hehehe.... Oh ya kalau

kamu sudah nrima coklat dariku, itu tandanya kamu mau jadi pacar aku. Oh ya coklat itu melambangkan semua

rasa cintaku, jadi jangan dimakan sendiri yah nona rakus. Bagi coklat itu ke temen-temen, dengan itu berarti rasa

cintaku ada buat temen-temen...yah meskipun aku paling cinta kamu sih. Terima kasih yah Lin, karena kamu mau

jadi cinta pertama dan terakhirku. Memang aku cinta pertamamu, tapi jangan jadikan aku cinta terakhirmu yah

Lin. Hidupmu masih panjang, jadi teruslah berjuang demi hidupmu yah. Aku harus pergi, maaf yah ga bisa

nemenin kamu hidup lebih lama lagi. Good Bye.......Lina” itulah bunyi surat Kevin yang ditujukan khusus untuk

Lina. “Kevin, walaupun suatu saat aku memiliki cinta lain, tapi sebagian cinta aku terus ada buat kamu kog,” kata

Lina tersenyum dengan dihiasi sedikit air mata sambil melihat nisan yang bertuliskan nama Kevin di sana.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun