Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Hanya Gelap, Sepi, dan Lara

25 Mei 2023   14:13 Diperbarui: 25 Mei 2023   20:24 171 15
Denting itu mengalun lirih,
Semua gelap, hanya Lara yang terus merebak, perih.

Keping waktu terus berputar,
Sedang denting itu makin keras berbunyi,
Menggema hingga ujung luka,
Memekak telinga.

Tapi siapa peduli?
Hanya ia dan lara itu yang tersisa.

Kepada malam ia bercerita,
Tak perlu tanya mengapa,
Karna hanya itu yang tersisa.

Ah, ya...
Ia hampir terlupa, masih ada seonggok piano usang yang mencoba menghalau sunyinya.

Sambil meringis ia bercerita,
Tentang Lara, sepi dan perihnya.
Tentang rasa yang memberinya nestapa.
Tentang rasa yang membuat hening menghujamnya.
Lalu gelap, hanya kelam yang terus menyapa.

Salahkan saja ia,
Yang bodoh,
Yang memberi cinta pada sebuah dusta.

Ya, cinta..
Cinta yang membawa pergi pelitanya,
Sinar itu, kini hanya membias dalam imaji.
Membuatnya terpenjara dalam dewala.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun