Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Artikel Utama

Kuda Terbang

3 Mei 2015   07:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:26 17 0

Dua gundukan tanah merah itu masih basah, tak ada taburan bunga, tak ada sambutan dan do’a. Hanya sepi dan tancapan kayu keropos sebagai tanda ada mayat di dalamnya. Angin berdesir pelan ketika satu persatu pelayat meninggalkan area pemakaman. Salah satu dari mereka, yang tak lain adalah ibu dari kedua mayat tersebut meyakini, hembusan angin itu adalah sayap dari kuda terbang yang putih keperakan. Menjemput roh-roh suci yang baru saja meninggalkan jasadnya. Sekilas, bibirnya menyunggingkan senyum tipis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun