Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Classroom Action Research (PTK) Seri Buku 1.1 -1.5

26 Oktober 2010   02:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:06 459 0
Bahwa kita sebagai tenaga/pekerja yang profesional yang memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti guru, sebagai tenaga pendidik harus mampu memberikan kualitas pelayanan yang baik. Dan tidak hanya seorang guru saja yang harus memberikan pelayanan yang baik pula, tetapi seluruh masyarakat dan pekerja profesional yang bergerak disektor pelayanan. Sebagai seorang guru/tenaga pendidik yang profesional memang harus mampu menciptakan proses pembelajaran yang membuat siswanya senang, termotivasi, berminat dan semangat dalam menerima pelajaran/pelayanan yang diberikan guru. Jadi, sebagai tenaga pendidik yang profesional, keberhasilannya bukan diukur hanya dengan kehadirannya saja setiap hari tetapi, bagaimana guru itu mendinamisasi, mendorong, merangsang, menantang para siswanya untuk maju secara dinamis dan progresif.

Guru adalah pekerja profesional yang menuntut perbaikan layanan secara profesional pula. Perbaikan dan peningkatan profesional memerlukan kesungguhan berupa komitmen, bekerja dengan berdasarkan prosedur dan langkah yang sistemik, menggunakan dasar-dasar ilmiah, berupaya menemukan cara-cara yang mampu mengantar anak masuk ke dunia yang lebih kompleks dengan berbekal kemampuan yang teraktualisasikan. Guru harus menemukan solusi perbaikan melalui langkah-langkah penelitian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Kita mengenal dua jenis penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Dimana penelitian kuantitatif menuntun peneliti untuk menguji sebuah teori dan penelitian kualitatif membangun teori. Di dunia pendidikan, khususnya proses pembelajaran, peningkatan kualitas terjadi pada bagaimana mengajar dan bagaimana belajar.

Bila kuantitatif memiliki alur dari teori (hasil dari kualitatif) selanjutnya di uji. Sedangkan kualitatif berdasar satu acuan teori peneliti masuk ke dalam dan jauh ke dalam untuk menemukan pola-pola (teori baru). Sementara tindakan perbaikan atau penyelesaian massalah dapat dilakukan dengan melihat secara lengkap menemukan penyebab, karakter subjek, selanjutnya mencari teori-teori yang sesuai dengan masalah subjek, dan teori diterapkan, barulah kita melihat bagaimana dampaknya. Di lingkungan pendidikan khususnya belajar mengajar kita mengenalnya Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

PTK berbeda dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Penelitian Tindakan Kelas menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dalam proses belajar mengajar di kelas dengan melihat berbagai indikator keberhasilan proses dan haasil pembelajaran yang terjadi pada siswa.

PTK dapat dilakukan dengan oleh guru sendiri atau kolaborasi. Penelitian tindakan ini untuk memperbaiki praktek-praktek pembelajaran menjadi lebih efektif. Dengan PTK guru dapat meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajarannya. PTK dapat menjembatani antara kesenjangan teori dan praktek pendidikan. Melalui tindakan-tindakan yang direncanakan dan dievalusi, guru akan memperoleh umpan balik yang sistematis. Sehingga, guru dapat membuktikan apakah teori belajar sesuai atau tidak dengan kelasnya, dan melalui PTK guru dapat mengadaptasi teori untuk kepentingan proses dan produk pembelajaran yang efektif, optimal dan fungsional.

Pada intinya PTK merupakan suatu penelitian yang akar permasalahannya muncul di kelas, dan dirasakan langsung oleh guru yang bersangkutan. Penelitian tindakan sebagai suatu bentuk investigasi yang bersifat reflektif partisipasif, kolaboratif dan spiral, yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.

Berdasar uraian di atas, Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara profesional.

Dasar sosial penelitian tindakan kelas adalah keterlibatan dan dasar pendidikan penelitian tindakan kelas adalah perbaikan atau peningkatan mutu. Penelitian tindakan bersifat partisipatif, karena penelitian melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri, kolaboratif, karena melibatkan orang-orang lain sebagai bagian dari suatu penelitian yang mestinya dapat dinikmati bersama. Penelitian ini akan mengubah persepsi penelitian akademis yang dipandang guru sebagai pembuktian hipotesis dari pakar tanpa mengetahui latar kelas penelitian.

Penelitian tindakan berusaha memberi makna kepada situasi yang dihadapinya sekarang. Penelitian tindakan tidak sekedar mengajar, penelitian tindakan memiliki makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran kritis terhadap dirinya sendiri untuk bersiap terhadap proses perubahan dan perbaikan. Penelitian tindakan mendorong guru untuk berani bertindak dan berpikir kritis dalam mengembangkan teori dan rasional serta bertanggung jawab mengenai pelaksanaan tugasnya secara profesional.

Ada 6 asas yang menuntut pelaksanaan tindakan yaitu sebagai berikut: (1) Kritik Refleksif, mempunyai tiga langkah meliputi pengumpulan catatan, menjelaskan daftar refleksi, mentransformasi pernyataan. Kritik Refleksif memungkinkan dikemukakannya sederet argumen dan diskusi; (2) Kritik Dialektis, pendekatan ini mengharuskan peneliti melakukan kritik terhadap gejala yang ditelitinya. Kritik Dialektis dapat dilakukan dengan peneliti memusatkan pada salah satu atau tiga karakteristik dari perangkat gejala tersebut; (3) Sumber Daya Kolaboratif, kolaborasi dimaksudkan untuk melengkapi ketuntasan pemahaman terhadap situasi penelitian; (4) Resiko, yang berarti harus berani mengambil resiko melalui proses penelitiannya yaitu salah satunya melesetnya hipotesis; (5) Struktur Majemuk, berhubungan dengan gagasan bahwa gejala yang diteliti harus mencakup unsur pokok agar menyeluruh; (6) Teori, Praktek, Transformasi, teori dan paktek saling bergantung dan mendukung proses perubahan.

Dilihat dari segi problema, PTK memiliki karakteristik penting yaitu bahwa problema/masalah yang diangkat adalah problema yang dihadapi oleh guru di kelas. Karakteristik berikutnya dapat dilihhat dari bentuk kegiatan penelitian, yaitu adanya tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Penelitian tindakan menunjuk kepada critical teori yaitu mengkritisi berbagai teori yang disajikan. Teori dapat digunakan sebagai acuan sekaligus dkritik. Teori dimodifikasi selaras dengan tempat, waktu, dan siapa yang akan melaksanakan. Penelitian bukan menerapkan teori tetapi menyelesaikan permasalahan dengan menggunakan teori sebagai sandaran sekaligus teori dimodifikasi secara kontekstual.

Cohen dan Manion, 1980 menyatakan karakteristik penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Situasional, Praktis, dan Relevan, penelitian didasarkan pada situasi praktis yang secara langsung atau relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja; (2) Memberikan Kerangka Teratur pada Pemecahan Masalah, pelaksanaan penelitian tetap mengikuti kaidah penelitian, yaitu sistematis, teratur, objektif, dan imparsial; (3) Fleksibel dan Adaptif, fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat tanggap dan pengujicobaan serta pembaharuan di tempat kejadian; (4) Partisipatori, guru dan siswa sebagai partisipan utama dapat berkolaborasi dengan guru lain, kepala sekolah, atau kolaborator lain; (5) Self Evaluatif, partisipan yang secara langsung menilai diri sendiri; (6) Upaya Sistematis Kesahihan Lemah, meskipun berusaha secara sistematis, penelitian tindakan secara ilmiah kurang ketat karena kesahihan dalam dan luarnya lemah. Dan perlu ditambah karakteristik lagi yaitu Kejujuran dan Keterbukaan; (7) Honesty dan Fairly, penelitian tindakan yang dilakukan di kelas sangat ditentukan oleh kejujuran terhadap dirinya. Fairly guru menerima kritikan oleh siswa dan diri sendiri adalah kunci baik merumuskan masalah, memilih alternatif pemecahan, dan pelaksanaan penelitian.

Penelitian tindakan kelas bertujuan meningkatkan dan memberi praktek pembelajaran yang seharusnya dilakukan oleh guru, sedangkan tujuan utama penelitian adalah untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di ruang kelas. Penelitian tindakan sebagai bentuk penelitian sosial melibatkan praktek yang diteliti dalam proses penelitian seperti: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan pelaksanaan, (4) pelaksanaan refleksi tindakan.

Adapula tujuan penyerta yang dapat dicapai dalam penelitian tindakan itu adalah terjadinya proses latihan dalam jabatan selama proses penelitian tindakan kelas itu berlangsung. Dengan demikian guru akan lebih banyak berlatih mengaplikasikan berbagai tindakan alternative sebagai upaya untuk meningkatkan layanan pembelajaran daripada perolehan pengetahuan umum dalam bidang pendidikan yang dapat digeneralisasikan.

Shumsky (1982) menyatakan kelebihan penelitian tindakan sebagai berikut: (1) kerjasama dalam penelitian tindakan menimbulkan rasa memiliki; (2) kerjasama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis; (3) kerjasama meningkatkan kemungkinan untuk berubah; (4) kerjasama dalam penelitian meningkatkan kesepakatan.

Kekurangan penelitian tindakan meliputi: (1) kekurangan pengetahuan dan keterampilan dalam teknis dasar penelitian pada pihak peneliti; (2) penelitian tindakan memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya, faktor waktu ini dapat menjadi kendala besar; (3) kelemahan tentang konsepsi proses kelompok; (4) kesulitan mengajak orang untuk mengadakan perubahan.

Selain kelemahan tersebut, kelemahan lainnya yaitu penelitian tindakan dimanfaatkan untuk mengesahkan metode, strategi/teknik yang selama ini telah diterapkannya walaupun kurang efektif, dan menganggap hasil penelitian dapat diterapkan dalam segala situasi. Penelitian tindakan bukan satu-satunya resep menyelesaikan masalah, tetapi ppenelitian memberikan sumbangan penggunaan metode statistik dan teori yang empirik.

Ada beberapa manfaat penelitian tindakan kelas yaitu sebagai berikut: (1) Inovasi Pembelajaran, guru perlu mencoba untuk mau mengubah, mengembangkan, dan meningkatkan kinerja mengajar sehingga melahirkan pola mengajar sesuai perkembangan kelasnya; (2) Pengembangan Kurikulum di Tingkat Sekolah dan Kelas, tindakan yang dilakukan guru merupakan tanggung jawab guru terhadap pengembangan kurikulum dalam level sekolah atau kelas; (3) Peningkatan Profesionalisme Guru, guru profesional selalu melakukan perubahan dalam praktek ppembelajarannya sesuai kondisi kelasnya dan PTK merupakan salah satu upaya untuk dapat mengadakan perbaikan praktek pembelajaran sesuai apa yang terjadi di kelas kke arah perbaikan.

Agar guru dapat menerapkan penelitian tindakan kelas dallam upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan layanan pembelajaran secara profesional, maka guru dituntut keberaniannya untuk jujur kepada dirinya sendiri mengenai sisi-sisi lemah yang dimiliki dalam proses pembelajaran di kelas. Guru harus mampu merefleksi, merenung, berfikir balik, terhadap apa yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran.

McNiff (1992) memberikan petunjuk praktis dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut: (1) Berangkat dari persoalan yang kecil dulu; (2) Rencanakan Penelitan Tindakan secara Cermat; (3) Susunlah Jadwal yang Realistik; (4) Libatkan Pihak Lain; (5) Buat Pihak Lain Terkait dan Terinformasi; (6) Ciptakan sistem Umpan Balik; (7) Buatlah Jadwal Penelitian.

Disamping tujuh langkah tersebut, peneliti juga perlu memikirkan kriteria keberhasilan tindakan yang dirancang untuk perbaikan proses atau produk pembelajaran. Penetapan kriteria ini menjadi penting untuk dipikirkan agar setelah melakukan PTK guru akhirnya tahu bagaimana cara melihat keberhasilan yang diakibatkan oleh adanya PTK yang telah dilakukan secara kolaboratif.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun